Situbondo, MAJALAH-GEMPUR.Com. Warga Situbondo Kamis (26/4/2018) pagi dikagetkan dengan guncangan
gempa bumi berkekuatan 7.5 Skala
Richter, akibatnya ratusan warga berhamburan
menyelamatkan diri.
Sementara
Seretaris BPD Situbondo Budi Narwanto, yang memimpin upacara mengatakan, Simulasi
berjalan dengan lancar, dan tampak para siswa SD serta jajaran KPU yang terlibat
sangat antusias. "Ini
akan menambah wawasan mereka dalam mitigasi bencana”,
katanya. (edo).
Kejadian
ketika warga sedang melakukan aktifitas
keseharian, merusak sejumlah bangunan dan mengakibatkan
banyak korban terjebak didalam reruntuhan sehingga menimbulkan banyak korban
jiwa. dengan penuh kesiapsiagaan BPBD melakukan
pertolongan Pertama kepada para korban.
Selanjutnya, Tim
Asessment dan Tim Triase dan warga mengevakuasi korban
luka, patah tulang lengan bawah, luka kepala dan luka ringan pada lutut. Demikian suasana simulasi penanganan
Bencana Gempa Bumi yang digelar Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), di halaman Kantor setempat, Kamis (26/4/2018).
Menurut
Kepala Bidang Pencegahan Dan
Kesiapsiagaan BPBD, Gatot Trikorawan, Simulasi Bencana Gempa Bumi (SBGB) ini melibatkan komisioner KPU, para Siswa,
berserta Guru SD, serta
sukarelawan, ini merupakan program yang menyentuh edukasi kebencanaan
sejak dini, terutama
di usia sekolah.
Masyarakat di lingkungan sekolah, termasuk
komite dan guru juga harus tahu menangani kebencanaan, ketika ada musibah mereka sudah
tahu rencana konsijensi. "Manfaatnya
jelas memberikan informasi kepada, masyarakat sekolah, anak didik mengenai
kesiapsiagaan apabila terjadi potensi rawan bencana," Jelasnya.
Untuk
itu BPBD akan mendorong sekolah
siaga bencana."Melalui program ini akan terstruktur dan tersistem yang
mana melalui mata pelajaran memberikan informasi berkait bencana. Misalnya pelajaran
matematika, identik dengan ada Perhitungan cuaca, informasi awal dari BMKG
diberi informasi kepada anak didik," katanya.
Ada tiga tahapan penanganan kebencanaan. Ketika pra bencana, semua pihak harus
melakukan kesiapsiagaan pencegahan. Saat
terjadi bencana semua dalam kedaruratan, pasca
bencana semua harus melakukan rehabilitasi dan rekontruksi. "Saat ini
masuk tahap kesiapsiagaan, dan pencegahan”, Lanjutnya.
Lebih jauh
Gatot memaparkan Masyarakat dapat lebih siap siaga dan dapat mengambil sikap,
lebih percaya diri dalam menanggulangi bencana. Dan diharapkan juga dengan
simulasi ini dapat mengurangi angka korban jiwa dan harta benda akibat bencana
karena sudah meningkatnya kesadaran masyarakat.