Translate

Iklan

Iklan

Mensos Lanjutkan Rehabilitasi Sosial Pasca Tanggap Darurat Gempa Lombok NTB Berakhir

8/26/18, 15:14 WIB Last Updated 2018-08-26T16:25:28Z
Praya, Lombok Tengah, MAJALAH-GEMPUR.Com. Sehari usai dilantik Presiden Jokowi, Mensos, Agus Gumiwang Kartasasmita Sabtu (25/8/2018) malam meluncur ke Lombak, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kehadiran Mentri pengganti Idrus Marham karena mengundurkan diri lantaran  sedang berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini guna untuk memantau dan melanjutkan proses rehabilitasi sosial dan perlindungan sosial setelah masa tanggap darurat gempa bumi berakhir, Sabtu (25/8/2018) malam.

Mensos tiba di Bandara Lombok Praya, Lombok Tengah, pukul 19.30 WITA, dan langsung memimpin Rakor Transisi Darurat bersama Dirjen Perlindungan, Jaminan Sosial, Harry Hikmat, Tim Penanganan Terpadu, perwakilan Dinsos , BNPB, PMI RSUD, Bulog, DPRD, dan SKPD NTB di ruang transit VIP Bandara Lombok Praya.

“Kedatangan kami untuk menyimak sejauh mana proses tanggap darurat dilakukan dan tantangannya dan saya harus melihat secara langsung bagaimana kondisi warga di pengungsian. Apakah kebutuhan mereka tercukupi atau belum,” kata Menteri dalam rilisnya yang diteima redaksi, Minggu, (26/8/2018).

Untuk diketahui, Presiden telah mengeluarkan Instruksi No.5 Tahun 2018 tentang Percepatan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Pascabencana Gempa Bumi Di Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Kota Mataram Dan Wilayah Terdampak Di Provinsi NTB.

Rehabilitasi Sosial meliputi Layanan Dukungan Psikososial (LDP) khususnya untuk kelompok rentan yakni anak-anak, lansia, ibu hamil, ibu dengan balita, dan penyandang disabilitas. LDP dilakukan 59 petugas di 10 Pos LDP dan Layanan Bergerak untuk menjangkau warga di wilayah yang sulit atau remote.

"Tim Kemensos juga mendirikan titik layanan dengan berkoordinasi bersama lembaga-lembaga lain yang memberikan layanan. Ada yang ke Lombok Utara dan Lombok Barat untuk menyisir anak-anak yang belum terjangkau layanan dukungan psikososial," katanya.

Sejak gempa pertama pada 30 Juli 2018 lalu, Tim LDP telah menjangkau 30 titik dengan jangkauan 1.000 hingga 1.500 anak per hari. Tugas tim untuk menyisir dampak gempa terhadap anak-anak terutama dari sisi dampak psikososialnya. Tim juga mendirikan Pondok Ceria Anak di sejumlah posko pengungsian.

"Dengan mengaktifkan sekretariat bersama, bisa melakukan perencanaan, pembagian peta wilayah, serta mengidentifikasi permasalahan yang timbul dan dampaknya terjadap anak-anak," katanya seraya menambahkan ada 29 lembaga dan organisasi yang siap menerima aduan melalui (021) 150071.

Sementara itu dalam rangka Perlindungan Sosial Berkelanjutan, Kementerian Sosial melalui Tim Penanganan Terpadu telah menyisir korban gempa yang merupakan penerima manfaat bansos Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Bantuan Pangan Beras Sejahtera (Rastra).

“Banyak penerima bansos yang kehilangan KKS, buku tabungan, dan rumah mereka rusak berat. Untuk itu, kami bekerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengganti KKS milik korban gempa yang hilang atau rusak dan secara bertahap di berbagai titik dilakukan pencairan bansos PKH tahap ketiga,” terang Agus.

Hingga saat ini, Bantuan Sosial (Bansos) non tunai PKH untuk korban gempa telah disalurkan kepada 325.320 KPM senilai total Rp 608 miliar dan Bantuan Pangan Beras Sejahtera dan atau BPNT kepada 473.049 keluarga senilai total Rp 624 miliar.

Usai Rakor, Mensos mengunjungi korban gempa di Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat.  “Bapak Presiden menitip salam untuk Bapak dan Ibu semua. Begitu besarnya perhatian Pak Jokowi terhadap korban gempa. Beliau juga berpesan agar tidak merasa sendiri,” katanya yang duduk bersila di atas terpal biru. 

Gempa bumi bertubi-tubi di NTB menyisakan duka mendalam, banyak keluarga kehilangan orang-orang terkasih, harta benda, dan rumah. Data Dinsos NTB dan Posko Induk hingga (25/8/2018) mencatat 563 jiwa meninggal, 1.116 mengalami luka berat/rawat inap, 71.937 rumah rusak dan 417.529 jiwa mengungsi.
Sejak gempa 29 Juli lalu, Kemensos telah melakukan langkah-langkah Tanggap Darurat meliputi pemenuhan kebutuhan dasar. Yakni tempat tinggal sementara, kebutuhan permakanan, pengerahan Tim Penanganan Terpadu untuk proses pendampingan dan verifikasi data sampai masa tanggap darurat berakhir.

Disamping itu juta telah menyerahkan santunan bagi ahli waris korban meninggal. Secara keseluruhan bantuan sosial tanggap darurat dari Kementerian Sosial mencapai 1,2 triliun terdiri dari bantuan logistik, santunan ahli waris, paket sembako, beras reguler, peralatan dapur keluarga, bansos PKH dan BPNT.

"Seluruh upaya tersebut adalah wujud Negara Hadir dalam memberikan perlindungan dan jaminan sosial kepada rakyat. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo agar korban bencana harus mendapat prioritas, maka kami akan terus memberikan pendampingan dan dukungan penuh," papar Mensos.

Dengan semangat, rela berkorban dan bekerja ikhlas, kita harus turun tangan. “Saatnya bangkit, menata hidup dan masa depan. Bersama kita wujudkan Indonesia berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan nilai dan semangat gotong royong sesuai Nawacita Presiden Jokowi dan Jusuf Kalla,” harapnya. (hms/eros).
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Mensos Lanjutkan Rehabilitasi Sosial Pasca Tanggap Darurat Gempa Lombok NTB Berakhir

Terkini

Close x