
Akibatnya Rumah Sakit,
terpaksa harus membeli obat-obatan dengan berhutang, dan melakukan efisiensi
anggaran biaya operasional. “Klaim tunggakan BPJS kesehatan di RSD dr Soebandi itu
terhitung mulai bulan juli dan agustus”, kata Direktur RSD dr Soebandi, Hendro
Sulistijono, Rabu (26/9/2018).
"Akibat tanggungan
itu, terpaksa pihak managemen, harus melakukan efisensi anggaran biaya
operasional, seperti penggunaan listrik dan pembelian alat tulis kantor, begitu
pula, dengan persediaan obat-obatan, pihak manajemen, terpaksa membeli
obat-obat dari distributor, dengan cara berhutang”, jelasnya.
Hal itu dilakukan, untuk
mensiasati, beban biaya operasional, yang mencapai 4 milyar lebih dalam
seminggu. “Meski tidak menggangu pelayanan pasien, namun kita khawatir, jika
hingga akhir bulan September ini belum terbayar, dipastikan operasional rumah
sakit akan terganggu.
Sementara itu, Perwakilan
Kepala BPJS Kesehatan, Erni, saat ditemui di Kantornya Jl Karimata Jember masih
belum bisa menjelaskan terkait tunggakan klaim di rumah sakit dokter soebandi,
yang juga menjadi masalah nasional ini, “Menunggu Ibu Pulang dari Surabaya ya”,
katanya singkat. (edw).