
Penghargaan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) Kaligrafi arab ini diberikan
menejer Muri, Ridho Al Amin kepada pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Safiiyah
(P2S2) KHR Achmad Azaim
Ibrahimy di hadapan ribuan santri, para Kyai, Tokoh Agama dan Kapolres Situbondo
AKBP Awan Hariono, bersama Jajarannya.
“Pemilihan
kaligrafi, karena pesantren ini punya sejarah lahirnya Deklarasi ini. Deklarasi itu diputuskan dalam Munas Nahdlatul Ulama (NU) di Pesantren ini pada tanggal 16
Rabiul Awal 1404 / 21 Desember 1983”, Jelas KHR Achmad Azaim Ibrahimy usai menerima Rekor Muri, Senin
(22/10/2018).
Ada lima esensi dalam deklarasi
berukuran 29 X 9 m ini, Pancasila sebagai falsafah negara tidak dapat
menggantikan kedudukan agama, Sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai dasar negara
itu menjiwai sila sila yang lain dengan mencerminkan nilai tauhid dalam islam
dan beberapa hubungan yang lainya.
Sedangkan nilai filoaofisnya
dari panjang, 27 m yaitu muktamar NU ke 27, lebar 9 m, penyebar islam di tanah
jawa adalah Wali Songo. "17 santri sebagai penulis Kaligrafi ini sama
dengan jumlah rakaat solat, Al Quran diturunkan pada tanggal 17 Romadan, hari
Kemerdekaan RI Juga pada tanggal 17," jelasnya.
Untuk menyelesaikan Kaligrafi
ini, sebanyak 17 santri membutuhkan waktu selama 22 hari yang tepat dengan hari
Santri Nasional. "Kaligrafi ini diangkat sebanyak 313 santri dengan
berdizikir basmalah sebanyak 313 kali. Ini sesuai dalam perang Badar yang
diikuti sebanyak 313 sahabat," urainya.
Selain itu, sambungnya,
penyangga atau pilar dari Kaligrafi ini berjumlah sebanyak 7 pilar. Angka ini
maknanya bernilai, yakni tujuh lapir langit dan tujuh lapis bumi dan tujuh hari
serta tujuh surat Al Quran himpunan surat Al Fatehah. "Saya berharap
kegiatan ini bersama kehendak Allah ridhoNya," katanya.
Cucu pahlawan Nasional Republik Indonesia, KHR As’at Syamsul Arifin ini
menjelaskan bahwa pernyataan NU menerima asas Pancasila itu tidak begitu saja,
namun melalui pertimbangan yang matang. “Pesan KHR As’ad Syamsul Arifin kepada
santrinya agar memegang teguh Keputusan
NU ini”, pungkasnya.
Hal senada juga
disampaikan oleh Kapolres Situbondo, AKBP Awan Hariono, S.H.,S.I.K.,M.H yang datang bersama Pejabat Utama, Kapolsek dan
Jajarannya, bahkan menrutnya seandainya Pancasila dirusak oleh orang-orang yang
tidak bertanggung jawab, NU akan membelanya.