
Kegiatan yang digelar sejak Sabtu - Senin (19-21/ 10/18) yang diikuti 15 peserta, dari Jember 14 PGTPQ dan 1 TPQ dari Kabupaten
Lumajang
ini merupakan program rutin yang diselenggarakan
setiap 2 tahun sekali setelah Presiden Joko Widodo menetapkan hari santri pada tanggal 22 Oktober.
Kegiatan ini merangsang para santri menjadi cerdas
melalui bermusabaqah (berlomba). “Perkemahan
ini kan rohnya kan lomba-lomba, hal ini sudah
bisasa dilaksanaan di TPQ masing-maisng," Demikian disampaikan Ketua Mabin K Achmad Junaidi Al Hafidz, Sabtu (20/10/2018).
"Menjadi juara dalam
lomba ini semata-mata bukanlah tujuan yang utama, yang
terpenting adalah kegiatan ini merupakan sarana supaya anak-anak ini bisa terangsang dalam belajar ngaji Al-Qur'an dengan menggunakan metode
pembelajaran yang mudah dan cepat”, jelasnya.
Metode tersebut menrutnya adalah Allimna
, metode ini merupakan satu-satunya yang dibawah naungan Ma’Arif Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Jember dan saat ini mereka mendapatkan
teman PG TPQ yang baru yang berasal dari Senduro Lumajang.
"Adapun Lomba yang di
adakan pada Festival HSN ini meliputi Lomba Nasyid, Cerdas Cermat, Khitobah,
Tartil, Tahfidzul Quran, Himne Ma,Arif, Sholawatan, Puzzle Surat pendek, MTQ,
Adzan dan Lomba Baca Kitab kuning bagi yang pasca ( santri yang sudah
diwisuda)," katanya.
Melalui kegiatan ini juga diharapkan dapat menangkal anak-anak dari pengaruh dampak negatif
dari era globalisasi, anak-anak agar tidak terlalu fokus
pada mainannya yang tidak mengarah pada yang
Islami dan menikmati hiburannya yang juga tidak
mengarah hiburan yang Islami.
“Makanya sejak kecil kita tanamkan ilmu agama, seperti
Taukhid, membaca Alqur’an, ber Doa mulai
bangun tidur sampai tidur lagi, apalagi pemerintah telah melegitimasi
Santri di negara ini, ini aalah momentum
untuk menggerakkan anak-anak santri dengann kegiatan positif”, pungkasnya. (mam/eros).