
Kegiatan bertema “Strengthening National
Economic Growth: The Creation of Halal Value Chain and Innovative Vehicles” akan
digelar pada 11-15 Desember 2018. Demikian disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jember Hestu
Wibowo, saat acara di Jember, Minggu (2/12/2018).
ISEF ini terdiri dari Sharia Forum dan Sharia
Fair. “Sharia Forum ISEF berperan sebagai forum ilmiah yang mengintegrasikan
pemikiran dan inisiatif nyata untuk mendukung berkembangnya ekonomi dan
keuangan Indonesia yang adil, bertumbuh sepadan dan berkesinambungan sesuai
dengan nilai-nilai syariah.
“Sharia Forum mencakup 25 kegiatan terdiri dari
Talkshow, Seminar/Workshop, dan International Working Group Meeting. Sementara
Sharia Fair mengambil peran sebagai forum komunikasi, promosi dan edukasi
(Fair), mencakup 16 kegiatan terdiri dari Talkshow, Workshop dan Hiburan”,
jelasnya.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan
tersebut, BI Jember, akan melibatkan Perbankan Syariah, Pelaku Usaha,
Akademisi, dan Praktisi pada hari ini mengadakan kegiatan Road To ISEF 2018 dengan
beberapa kegiatan berupa pameran produk UMKM dan Perbankan Syariah, Talkshow,
dan Bedah Buku.
Kegiatan pagi ini kata Hestu, untuk
meningkatkan pemahaman pelaku usaha akan potensi ekspor berbasis Industri Halal,
dan pemahaman masyarakat secara luas akan ekonomi syariah. Pasalnya opulasi
Muslim global mendekati 3 (tiga) miliar dengan total perdagangan tahunan produk
dan jasa halal mencapai multi-triliun dolar (Halal Industry Development Corporation,
2018).
Produk dan jasa halal ini mencakup beberapa
sektor, dengan potensi terbesar meliputi sektor industri makanan, minuman dan
turunannya, sektor industri farmasi, dan sektor industri kosmetika. Seiring kekuatan
pasar konsumen Muslim yang terus berkembang di seluruh dunia, sektor industri
Halal pun berkembang dengan pesat dan memiliki potensi yang sangat besar.
“Secara nasional ekonomi dan keuangan syariah
berkembang cukup baik yang telah terlepas dari fenomena ‘five percent trap’.
Sampai dengan pertengahan tahun 2018, market share ekonomi dan keuangan syariah
mampu menembus porsi 8,47 persen terhadap ekonomi dan keuangan secara
keseluruhan”, lanjutnya.
Di wilayah se-eks Karesidenan Besuki dan
Lumajang, kondisi ekonomi dan keuangan syariah tercatat cukup baik ditandai
dengan pertumbuhan yang positif. Namun, angka pertumbuhan pembiayaan masih
perlu menjadi perhatian dengan tingkat pertumbuhan yang masih relatif kecil
dibawah pertumbuhan kredit konvensional.
Indonesia, dengan jumlah penduduk muslim
terbesar di dunia merupakan faktor pendukung pengembangan ekonomi syariah di
dalam negeri. Pemenuhan kebutuhan domestik akan produk halal, dan peluang
ekspor produk halal perlu ditangkap dan dikelola secara bersama oleh seluruh
pihak yang berkepentingan.
Sinergi yang berkesinambungan antara
pihak-pihak yang berkepentingan, saya yakini dapat mempercepat pengembangan
ekonomi syariah di Indonesia khususnya di Jember. Terpenuhinya kebutuhan produk
halal oleh produk dalam negeri, peningkatan ekspor produk halal, dan peningkatan
kinerja perbankan syariah menjadi indikator-indikator yang harus dicapai
bersama-sama.
Bupati Jember, dr Faida, MMR menyambut baik sekaligus
mendukung Indonesia sebagai pusat pusat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah
dunia. “Ini merupakan alternatif bagi rakyat Indonesia, juga yang di Jember,
karena di Jember sendiri sudah muali banyak cabang-cabang Bank Syariah”
katanya.