
Pasalnya menurut Faida, bahwa konsultan perencana mempunyai kesempatan yang paling
efektif untuk merubah dunia, seperti para jurnalis yang bisa merubah dunia
melalui tulisannya, tetapi konsultan perencana melalui visi-misi dan keterampilan
kompetensi.
"Kalau media bisa
merubah menset perubahan melalui tulisannya, tetapi Konsultan perencana melalui
keterampilan dan kompetensi”, Kata Faida saat menerima kunjungan Dewan Pengurus
Profinsi Ikatan Nasional Konsultan
Indonesia (DPP INKINDO) di Pendopo Wahyawibawagraha,
Rabu (20/2/2019) siang.
Namun yang dapat merubah, bukan yang hanya menawarkan
permintaaan costumer, tetapi konsultan Visioner yang mampu melayani permintaan costumer
"bukan
Pokoe endang mari, (pokoknya cepat
selesai),
itu saya tahu, walaupun tidak mayoritas, karena saya pernah jadi
konsultan 10 tahun,” jelasnya.
Yang diinginkan Bupati, adalah konsultan yang mampu melakukan perubahan,
“Saya adalah pemimpin perubahan bukan
pemimpin organisasi, kalau kerja
tidak ada perubahan untuk apa jadi Bupati, bagi
saya kalau perencanaannya itu matang, sebenarnya
50 persen pekerjaan saya selesai, " lanjutnya.
Ada beberapa program yang bisa dikerjakan para konsultan perencana,
diantaranya konsep angkutan publik massal, gedung dan kantin sekolah, serta kantor
pelayanan publik seperti di kecamatan yang harus disesuaikan dengan jaman now
dan lain sebagainya.
Faida juga meminta para konsultan dapat bekerja tegak lurus, karena Ia tidak
ingin bawahannya terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) karena dugaan korupsi.
“Selamatkan mereka dan keluarganya tersangkut korupsi gara-gara pekerjaannya,
untuk itu jangan ada fee fee-an,”, harapnya
Ketua DPP INKINDO Jawa
Timur, Adi Prawito mengapresiasi pemerintahan dibawah kepemimpinan Bupati Faida
dan Wabup Muqit Arief, yang berkomitmen membangun daerahnya dengan tegak lurus. "Tidak ada pemberian fee (no fee),
komitmen
itu selaras dengan visi-misinya," katanya.