
Dalam kesempatan itu, Faida berbicara tentang membangun generasi melalui
pendidikan berbasis agama dan budi pekerti. “Dalam
membangun generasi, basis pendidikan agama dan budi pekerti menjadi hal yang
memperkuat akar, dan kampus ini adalah pohon dan batangnya,” katanya.
Persaingan untuk memiliki
IQ tinggi saja tidak cukup, karena merancang taktik yang brilian untuk bersaing
mudah ditiru. Kampus atau pondok pesantren harus memiliki kemampuan
yang berbeda dalam mengikuti persaingan membangun generasi kedepan.
Kemampuan yang perlu dibangun itu
adalah kecerdasan moral, spiritual dan emosional
yang sulit ditiru pesaing. “Mengukur kecerdasan moral yang
namanya ketulusan hati, kejujuran, atau tanggungjawab seseorang sebagai
kecerdasan emosional dan spiritual sulit diukur dan ditandingi,” jelasnya.
Bupati menekankan agar mahasisiwa memulai sesuatu dengan visi atau tujuan yang jelas. Mahasiswa tidak boleh tumpul hatinya, yang tidak
peduli sesama. Karena Menjadi mahasiswa yang
peduli sekitar adalah salah satu kecerdasan spiritual dan emosional.