
Tiga pasar yang dikunjungi
bupati, bersama sejumlah pejabat itu yakni Pasar Kreongan, Pasar Gebang, dan
Pasar Mangli. “Kita pastikan datanya, supaya nanti waktu pindahan
supaya tidak jadi huru hara,” kata bupati Faida kepada sejumlah awak media saat di Pasar Mangli.
Kunjungan kerja ini juga
untuk memastikan nantinya tidak ada pedagang berebut kios baru. Bupati juga
memastikan tidak ada jual beli kios kepada pedagang. Dalam
kesempatatan itu Faida menegaskan
tidak menolerir bagi oknum yang melakukan pratek jual beli kios baru.
Setelah melihat tiga pasar
itu, bupati menilai perlu skenario agar perpindahan tersebut juga menjadi momen
untuk menata pasar tradisional lebih rapi. “Supaya
pindahnya tidak sekedar pindah, tetapi ditata sebaik mungkin agar lebih rapi,” jelasnya.
Penataan kios-kios dibagi sesuai
jenis dagangannya, agar masyarakat mudah mencari
kebutuhannya. “Jika mau mencari onderdil di sebelah mana, dan sayur
sebelah mana. Jadi ada plot khusus, sesuai jenisnya, contoh seperti tadi (di Pasar Gebang, red) ada toko
onderdil, itu kan tidak cocok bersebelahan sama sayur,” katanya.
Selain bangunan baru dan
penataan pedagang, langkah selanjutnya adalah perbaikan manajemen pasar. Hal
ini diantaranya meliputi kebersihan, pengelolaan, maupun retribusi. “Jaman sudah modern, pakai e-retribusi. Nanti ini
semua pedagangnya punya kartu pedagang supaya hari itu bayar hari itu terdata,”
Dengan e-retribusi
diharapkan tidak ada keterlambatan setor. Diketahuipula data pedagang yang
belum bayar. Saat ini masih ujicoba retribusi di tiga pasar. Pengelolaan sampah harus juga diperbaiki, supaya
bangunan yang baru tidak kembali menjadi kumuh. “Nanti kita bina lebih
lanjut,” imbuhnya.
Dari 12 pasar tradisional
yang direhab tahun 2018, ada sekitar sembilan pasar yang dinilai sudah siap
untuk dilakukan perpindahan. Pada tahun 2019 akan melanjutkan rehab 15 pasar
tradisional. Perpindahan pedagang dari tempat penampungan sementara
ke kios baru akan dilakukan setelah Pemilu 2019.
Saat ditanya Bupati, salah seorang
pedang emas di Pasar Mangli mengaku sejak pembangunan pasar baru banyak pembeli
yang datang. Tidak hanya dengan pedagang. Di Pasar Gebang bupati
mengajak ngobrol seorang tukang becak. Tukang becak itu pun menawari bupati untuk
naik becaknya.