
Peserta sholawatan itu
merupakan warga Jember yang bertempat tinggal di pelosok desa. Mereka ini
jarang ke kota, apalagi masuk ke pendopo. Demikian disampaikan oleh Bupati
Jember dr. Hj. Faida, MMR., dalam majelis sholawat di Pendapa Wahya Wibawa
Graha, Rabu, (10/4/2019) malam.
Menurut Faida Informasi soal
pembangunan pun sangat terbatas, di Sholawatan, mereka dapat penjelasan
langsung dari bupati. Seperti beasiswa. Pemerintah
telah memprogramkan beasiswa bagi anak dari keluarga miskin, para tahfidz, anak yatim piatu, anak
takmir masjid, anak kader posyandu, dan anak tukang becak.
Beasiswa menjadi salah
satu program yang termasuk dalam kelompok Jember Maju Iptek dan Imtaq. Pada
tahun lalu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember
telah memberikan sekitar 13.000 beasiswa untuk anak SD, SMP, hingga SMA/SMK/MA.
Beasiswa itu terutama
untuk anak yatim piatu, karena sudah ada peraturan bupati yang menegaskan
seluruh anak yatim piatu di Jember berhak mendapatkan beasiswa sampai ke
perguruan tinggi.
“Beasiswa juga dibagikan kepada sekitar
7000 mahasiswa asal Jember, yang kuliah di Jember dan di seluruh Indonesia
maupun luar negeri, baik swasta maupun negeri,” imbuhnya.
Menurutnya pada tahun lalu, jelasnya, ada 23 anak
tukang becak yang kuliah di perguruan tinggi dan telah menerima beasiswa dari
Pemerintah Kabupaten Jember. Penghasilan bapaknya cuma 500 ribu setiap bulan,”
ungkap bupati. Baru-baru ini pemerintah telah mewawancarai sekitar
3.500 mahasiswa yang menjadi calon penerima beasiswa. Beasiswa juga telah
diberikan kepada sekitar 10.500 anak yatim piatu.
Dari jumlah tersebut,
ternyata masih belum banyak yang terdaftar. Karena itu, bupati menyampaikan
masih bisa mengusulkan data penerima beasiswa. “Ini
haknya anak-anak. Kalau ada yang belum didaftarkan, segera daftarkan, karena
ini haknya anak-anak,” imbuanya.