
Bahkan seluruh permukaan air tertutup limbah busa warnah
putih tersebut, padahal sungai itu sering pergunakan warga untuk kebutuhan
sehari-hari seperti mencuci dan mandi. Warga
menduga limbah itu berasal dari sebuah pabrik di Kecamatan Arjasa.
“Busa itu, kemarin datangnya sekitar pukul 15.00 WIB, hingga
pagi masih ada, wong di belakang rumah kok sungainya, kejadiannya sudah tiga
kali, dulu lebih parah dan mengakibatkan yang mandi terkena gatal-gatal,” keluh
Buhori (73), salah-satu warga Desa Patemon, Kamis (21/11/2019).
Atas kejadian itu membuat perwakilan warga yang resah mendatangi
perusahaan itu. “Kemarin infonya, Kasun sama BPD dari Desa Patemon ke sana, ke
perusahaan. Kalau yang dari Desa Arjasa Pak RT dan Pak RW ke sana (Perusahaan).
Bahkan dari Polsek juga ke sana juga,” jelasnya.
Buhori mengaku, bahwa sebelum ada perusahaan itu tidak
pernah di sungai itu terjadi hal semacam itu. “Kalau sebelum ada pabrik, kita
mandi aman mas. apalagi pada saat ini kebetulan masih musim kemarau, sehingga
ikan sempat mabuk (mati) kemarin terkena limba itu,” tegasnya.
Salah-satu petugas pengairan setempat, M Yasin menyayangkan kejadian itu,
karena kualitas irigasi untuk pertanian dan dimanfaatkan orang banyak,
malah tercemar. “Sungai di sini, bukan
hanya untuk irigasi ke persawahan, tetapi juga untuk kebutuhan masyarakat,”
ucapnya.
Dirinya meminta, pihak terkait bisa meninjau lokasi atau
perusahaan itu, agar ke depan air di sungai tidak tercemar lagi . “Sementara dinas terkait, harus meninjau
lokasi. Terutaam dinas lingkungan hidup. Supaya kedepan tidak parah,
pencemarannya,” tegas Yasin.