 |
| Pramudito bersama Komandan Armed Kolonel Arm Didik Harmono |
Malang, MAJALAH-GEMPUR.Com - Menjadi seorang pengusaha, harus siap menghadapi segala tantangan, terutama saat menghadapi kenyataan buruk, rugi menjadi hal biasa dalam berwirausaha. Oleh sebab itu, seorang enterpreneur harus siap menghadapi segala risiko.
Kira-kira, demikian yang disampaikan Pramudito Putra Virmanza pengusaha yang sudah sukses diusia muda asal Kota Malang. "Usaha sejak 2018, menekuni bidang brand Clothing, Muke," kata dia saat wawancara dengan MAJALAH-GEMPUR.Com di kediamannya, Rabu 25 Maret 2020.
Dito, sapaan akrabnya, adalah mahasiswa Universitas Merdeka (Unmer) Malang, baru semester 2 jurusan hukum. Meski sibuk dengan kuliah, Dito mengaku hal tersebut bukan halangan untuk menjadi pengusaha sukses dengan brand lokal yang telah ditekuninya, AMCI.
Tips menjadi pengusaha sukses, kata Dito, harus berani menantang diri sendiri. Seorang pengusaha harus siap menghadapi tantangan, dalam dirinya sendiri maupun di lingkunganya. "Terlebih harus berani menantang diri sendiri sehingga mendorong untuk tetap bersemangat dalam menghadapi perkembangan yang terjadi," jelas Dito.
Selain itu, sambung Dito, seorang pengusaha harus gesit dalam mencari tantangan berikutnya untuk menghadapi apa yang menjadi visinya. Pengusaha sukses harus percaya diri, minimal tunjukkan gestur tubuh percaya diri saat berkenalan dengan orang, hal tersebut untuk mengasah kemampuan meningkatkan intuisi dan berpengaruh pada saat mengambil keputusan.
"Seorang pengusaha harus berani mengambil risiko. Sehingga, berkeinginan untuk mendapatkan hal-hal baru dalam hidupnya. Mengambil keputusan dengan mempertimbangkan resiko terkecil dari pilihannya adalah hal yang perlu dibiasakan dan ini merupakan salah satu cara menjadi pengusaha sukses. Sehingga calon pengusaha dapat ditentukan dari cara pandangnya menyelesaikan masalah," terang Dito.
 |
| Pramudito foto di kendaraan TNI. |
Ketua umum pengusaha kampus Malang ini menyarankan untuk entreprenur muda seperti dirinya, agar tidak mudah putus asa dalam berbisnis dan menghindari stres akibat bisnis. Sebab, hal tersebut berpengaruh kepada turun naiknya usaha.
Di Kesempatan ini, Dito juga menyinggung bisnis online yang saat ini sedang ngetren di kalangan muda. Kata dia, bisnis online memiliki beberapa risiko, salah satunya, barang tidak sampai ke pembeli. Penyebabnya, terkadang macet di ekspedisi atau memang sudah hilang di tengah jalan. Oleh sebab itu, harus di tracking agar bisa dipantau barang yang dikirimkan.
Risiko lainnya, kata dia, sering di usilin pembeli, banyak pembeli yang hanya bertanya saja, harus ekstra sabar. "Saat tahu harganya, mereka mundur halus atau tidak jadi membeli. Jadi pebisnis online harus super sabar. Kapan saja smartphone akan berbunyi. Entah berisi pesanan atau bertanya saja. Hal ini menjadi hal yang wajar karena dalam bisnis online pembeli mempunyai kesempatan untuk bertanya tapi juga berpeluang juga untuk PHP," ungkap Dito.
Menurut Dito, biasanya pebisnis online akan menggunakan segala macam cara untuk memasarkan produknya. Oleh sebab itu, seringkali menjadi subjek pelanggan, membuat status di media sosial yang sudah menjadi rutinitas sehari-hari, pengusaha online shop pun harus siap menjadi obyek pembicaraan di medsos oleh pelanggan.
"Untung kalau isinya tentang kepuasan, kalau menyindir atau menjatuhkan malah akan membuat rugi. Kekurangan bisnis online ini berawal dari hal sepele yang akibatnya sangat fatal. Memang begitu pengusaha online shop bermediakan medsos, pembeli pun demikian," jelas Dito. (RF)
