
Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com.
Pemkab Jember berkomitmen tinggi menjaga akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara
dalam pelaksanaan percepatan penanganan covid 19.
Termasuk didalamnya adalah tentang penanganan pemulihan
ekonomi nasional akibat pandemi asal kota Wuhan Cina ini. Pemkab Jember, siap
berkolaborasi dengan semua fihak dalam upaya menjaga akuntabilitas pengelolaan
uang negara dan daerah.
Demikian disampaikan Bupati Jember, dr. Faida, MMR, usai
mengikuti Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) secara virtual Pengawasan Intern
Pemerintah 2020 bersama Presiden RI, Joko Widodo didampingi BPKA, dan
inspektorat di Pendopo Wahyawibawagraha, Selasa (16/6/2020).
Rakornas bertujuan membangun presepsi sana diantara pihak
terlibat. “Kami berharap seluruh pihak bisa bergerak dengan langkah yang
harmonis, guna mengawal akuntabilitas Keuangan Negara serta mendorong bangsa ini
segera dapat melawati pandemi covid dengan baik”, harapnya.
“Pilihannya cuma satu, yakni harus tegak lurus. yaitu
menjalankan pelayanan kepada masyarakt tanpa ada pungutan liar alias pungli.
Tegak lurus juga berarti tidak ada korupsi. Prinsipnya 3B yakni baik tujuannya,
benar hukumnya dan betul caranya”, tegasnya.
Dana refocusing 479,4 Milyar, untuk biaya memutus mata
rantai penyebaran Covid-19, seperti
pasien di rumah sakit, Gedung Isolasi / karantina di Jember Sport Garden
(JSG), dapur umum, tim lapangan serta bantuan yang belum dianggarkan pemerintah
pusat dan dari provinsi.
Dengan pembaharuan data, Jember bisa membuat detail 43
macam sasaran, termasuk yang tidak masuk di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
(DTKS). “Sudah ada 307 ribu data kemiskinan mulai dari penerima lama Program
Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), ditambah perluasan
kartu sembako dan bantuan sosial tunai”, jelasnya.
Dari 307 ribu itu, ada 74 ribu yang belum terima bantuan.
Mereka itu dimasukkan ke dalam sasaran penerima jaring pengaman sosial. Di luar DTKS, ada 120 ribu data hasil dari
survei dan verifikai mahasiswa penerima beasiswa dan Satgas Duafa yang dibentuk
untuk pembaruan data.
Dari 120 ribu, ada 80 ribu itu akan dimasukkan ke jaring
pengaman sosial ketika dalam keadaan darurat saat ini. Data itu dipilah dengan
menggunakan NIK dan KK. sehingga diperoleh tiga kelompok besar: keluarga KK
lansia, keluarga KK difabel, dan KK usia produktif.
“Kita beri stiker bagi rumah yang menerima, dengan nama
peduli lansia, peduli difabel, dan peduli duafa. Dari tiga kelompok itu berasal
dari DTKS dan non-DTKS hasil dari verval. Data itu akan disandingkan, sehingga
tidak ada tumpang tindih”. lanjutnya.
Dari 43 Sasaran itu sebagian sudah tersalurkan paket
sembako 5 Kg beras, 2 Kg Minyak goreng, dan 1 Kg gula pasir serta uang tunai
sebesar Rp 100.000, hingga kini terus berlanjut dan berjalan, untuk buruh tani,
buruh potong hewan, dan guru ngaji.