
“Sejak corona, angkutan sepi, jarang yang nyuruh, sehingga
penghasilan saya menurun, saya coba tawarkan
jasa anggut sampah rumah tangga, Alhamdulillah banyak warga yang mau”, kata warga krajan desa Manggisan kecamatan
Tanggul ini, Selasa (8/9/2020).
Menurutnya, untuk mengambil dan mengangkut serta membuang
sampah dari depan rumah warga ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA), Giman menggunakan
mobil jenis pickup merk Carry berwarna Putih, miliknya bersama ponakannya Huda
Ide itu muncul, karena melihat masih banyak sampah dibuang
ke sungai ‘Kali Tanggul’. “Awalnya Saya menawarkan jasa pembuangan sampah dari rumah
ke rumah di dusun krajan, “Alhamdulillah responnya baik, sekarang sudah ada 80
rumah yang menggunakan jasa saya." Katatanya.
Lebih lanjut Giman menjelaskan bahwa untuk mengambil dan mengangkut
sampah dilakukan dua hari sekali selama
1 bulan dengan ongkos jasa pembuangan 15 ribu perbulannya,"Untuk sekarang
masih di wilayah krajan saja," katanya.
Kepala desa Manggisan Moh. Holili mendukung sekaligus mengapresiasi
kegiatan positif yang dilakukan Giman. " Dengan tidak membuang sampah di
sungai dan dibuang pada tempatnya selain menjadi sungai bersih lingkunganpun jadi
bersih." ujar kades dua periode ini.
Hal senada disampaikan Eko Sunarko, Tim Koordinasi
Pengelolaan Sumber daya Air wilayah Sungai (TKPSDA WS) Jawa timur yang bertugas
di wilayah perairan Argopuro timur. Ia mengatakan dengan sampah tidak dibuang
ke sungai maka hal itu selain ekosistem sungai akan terjaga juga tidak akan
terjadi pendangkalan sungai akibat tumpukan sampah.
"Apalagi, sekarang aliran sungai kecil, kalau tiap
hari dibuangin sampah, lama kelamaan akan menumpuh, nah kalau sudah sampah
menumpuk sungai menjadi kotor dan bau, selain terjadi pendangkalan."
tuturnya