Aksi ini sebagai bentuk penolakan terhadap rencana pertambangan pasir besi di pesisir pantai selatan dan kapitalis tambak modern di pantai Gumukmas. Aksi digelar lantaran ada isu Bupati Jember Hendy Siswanto bakal mendatangkan investor dalam industri pertambangan.
Aksi mendapatkan pengamanan ketat, Tampak Polisi membentangkan kawat berduri, supaya massa tidak masuk di kantor Pemkab Jember. "Ada sekitar 300 masa yang hadir dalam aksi ini," ujar Ketua Cabang PMII Jember Muhammad Faqih Al- Haramain, Rabu (16/6/2021).
Untuk itu, mereka minta Pemerintah fokus menyelesaikan konflik horizontal dulu. "Khususnya yang terdampak dengan pertambakan modern, dan menghentikan intimidasi dan kriminalitas terhadap para nelayan dan petani," harapnya.
Pasalnya sejauh ini pemkab belum bisa menyelesaikan konflik horizontal. “Jika keinginan mengundang investor ini direalisasikan dikhawatirkan akan menimbulkan masalah baru. "Meskipun dengan dalih, memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah," katanya.
Karena, pencemaran lingkungan sangat membayangi masyarakat. "Karena tangkapan ikan menurun dan hasil panen petani juga menurun, akibat tidak adanya IPAL dalam industri pertambakan kita, sehingga kadar airnya menurun," pungkasnya.
Selain itu, massa aksi ini juga menolak ekploitasi tambang galian C, karena dapat merusak lingkungan. "Segera merevisi perda tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Wilyah (RTRW) kabupaten Jember agar berpihak kepada masyarakat," harapnya. (Naw)
