Translate

Iklan

Iklan

Strategi Prayogi Pangestu Kembangkan Industri Media Massa di Era Digital

11/09/22, 19:33 WIB Last Updated 2022-11-09T12:42:20Z


Malang, MAJALAH-GEMPUR.Com. Berbicara tentang media massa, khsususnya Memo X Grup di kabupaten Malang Jawa Timur tidak lepas dari sosok Prayogi Pangestu.

Pria kelahiran Jember 54 tahun silam yang sudah banyak makan asam garam di dunia jurnalistik sejak muda ini, mengaku bahwa usai undur diri wartawan ternama tujuh tahun lalu, Ia  bersama teman-taman seprofesinya bertekad mendirikan Media Harian Pagi Memo X.

Sebagai pemimpin perusahaan sekaligus direktur di  media pemberitaan dan publikasi berbasis cetak, diakuinya untuk terus berkembang positif hingga bisa bertahan hingga usia ke - 7 tahun tidak semudah membalikkan telapak tangan, apalagi di era derasnya arus informasi digital dan pandemi.

Menurut Yogi, untuk bisa terus bertahan diperlukan kerja cerdas. Pasalnya Era Digital itu keniscayaan yang tidak mungkin bisa dihindari ”Kuncinya tidak boleh ada kata menyerah, dan terus beradaptasi dengan melalukan berbagai inovasi baru”, tegasnya kepada media ini, Rabu (9/11/2022).

Diakui, memang banyak dinamika mempertahankan eksistensi pilar demokrasi ke  empat yang dirintisnya. Berkat keuletannya, bahkan Ia berhasil mendirikan beberapa media online yaitu Memontum.com, Seru.co.id “Tahun 2023 kita juga berencana melouching BlokA.com dan gong.com” katanya.

Tak sampai disitu saja, guna menyuguhkan pemberitaan dan memanjakan para pembacanya, tidak ketinggalan medianya juga memanfaatkan Media Sosial (Medsos) melalui penerbitan, e-koran, facebook, Instagram, Youtube, TikTok, SnackVio dan aplikasi lainnya. 

Menruutnya, Profesi ini tidak bisa Ia pisahkan karena sudah mendarah daging, “Memberi informasi akurat dan terbuka kepada publik itu menjadi panggilan jiwa. bukan karena ingin mendapat pujian ataupun sekadar gaya, tetapi ada banyak alasan yang cukup kuat terus membuat media baru”, jelasnya.

Diakui, sebenarnya, Ia tidak punya pendidikan khusus yang berhubungan dengan media. Namun baginya itu tidak menjadi halangan. Setiap orang bisa menjadi apa saja sepanjang mau belajar, bekerja cerdas dan cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitar. "Iya saya melakukan itu semua," tuturnya. 

Tak dipungkiri jika itu akhirnya bisa jadi sawah ladangnya, untuk itu ia ingin medianya bisa jadi lapangan kerja bagi generasi muda di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat ini. “Intinya alasan kemanusiaan yang jadi latar belakangnya. Karena hidup itu akan lebih bermanfaat saat bisa membantu sesama” harapnya.

Jadi, tidak berlebihan ketika pria yang akrab disapa Yogi ini mendapat sebutan pengrajin media. Sebutan itu, kata Yogi, tidak masalah. "Orang lain memang berhak menyebut apa saja. Tetapi yang saya perbuat ini bukan sesuatu yang merugikan orang lain," sebut pria berdarah Madura ini.

Dalam menjalankan media, Yogi banyak melibatkan tenaga-tenaga muda atau fresh graduate. Hal itu dilakukan guna melatih mental para pendatang baru di dunia nyata. "Anak muda itu secara skill keilmuan memang ahlinya. Tetapi masuk di dunia nyata pekerjaankan bukan hanya itu," lanjutnya.

Ia melanjutkan, setelah anak-anak muda itu siap mental dan lainnya, mereka dibebaskan memilih. Paling tidak bebas memilih bekerja di tempat lain yang lebih baik. "Harapan saya, apa yang sudah saya perbuat ini menjadi amal. Juga bisa menginspirasi siapa saja," pungkasnya. (*/had)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Strategi Prayogi Pangestu Kembangkan Industri Media Massa di Era Digital

Terkini

Close x