Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com - Bau menyengat dari tumpukan sampah di bantaran Copiure (afur; red) Besini yang berada di wilayah Dusun Kapitan, Desa Menampu, Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember, menimbulkan keresahan warga.
Baca juga: Pinggir Sungai Tanggul Wetan Jember Dihiasi Tumpukan Sampah
Baca juga: Wargadi Jember Keluhkan Tumpukan Sampah di Bantaran Sungai Afur Kulon
Deretan kantong plastik, sisa sayuran, hingga limbah rumah tangga mengubah sungai menjadi tempat pembuangan terbuka. Kondisi ini sudah berlangsung lama, tetapi belum ada penanganan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jember.
Sungai yang mengalir menuju Pantai Getem itu kini lebih dikenal sebagai “jalur sampah” ketimbang sumber kehidupan. Warga mengaku terpaksa membuang sampah ke sungai karena tidak tersedia fasilitas penampungan.
“Membuang sampah di pinggir sungai memang tidak baik, tetapi mau dibuang ke mana lagi? Apalagi dekat sini ada Pasar Gladak Abang, kebanyakan sampah berasal dari sana,” kata Sali (53), warga Dusun Kapitan, Jum'at (12/9/2025)
Seorang ibu rumah tangga menambahkan, ketiadaan bak sampah di kawasan Gladak Abang membuat warga tidak punya pilihan lain. “Kalau ada iuran tiap bulan untuk petugas pengangkut sampah, warga siap. Masalahnya, fasilitas saja tidak tersedia,” ujarnya.
Pasar Gladak Abang disebut sebagai penyumbang utama limbah di bantaran Copiure Besini. Pasar tradisional itu menghasilkan tumpukan sampah setiap hari, tetapi tidak dilengkapi sistem pengelolaan. Karena status pasar berada di bawah kewenangan Kabupaten Jember, penanganannya menjadi tanggung jawab DLH Jember.
Koordinator Sumber Daya (Korsda) Gumukmas, Heriyanto, menyebut pihaknya sudah melaporkan kondisi tersebut ke PU SDA Provinsi Jawa Timur melalui UPT terkait. “Sampah di bantaran Copiure itu buangan dari Pasar Gladak Abang. Karena pasar berada di bawah kewenangan Kabupaten, otomatis penanganannya menjadi tanggung jawab DLH setempat,” katanya.
Selain menimbulkan bau tak sedap, tumpukan sampah berpotensi mencemari air, menimbulkan penyakit, hingga merusak ekosistem laut. Pantai Getem yang menjadi muara sungai sekaligus lokasi nelayan mencari nafkah terancam dipenuhi limbah plastik. Potensi wisata pantai juga bisa terganggu.
Warga mendesak DLH Jember segera mengambil langkah konkret, mulai dari penyediaan bak sampah, layanan pengangkutan rutin, hingga edukasi publik tentang bahaya sampah plastik. Mereka berharap Afur dapat kembali berfungsi sebagai sumber kehidupan, bukan tempat pembuangan. (wahyu/eros)