Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com.
Terjadinya tanah longsor dan banjir karena Daerah Aliran Sungainya masih sakit.
Kalau tidak ada yang peduli dan segera disembuhkan, dikhawatirkan akan semakin
parah.
Untuk Pertemuan yang akan datang Direktur Utama Ir.
Sudjatmiko, menyatakan kesiapannya untuk ditempati pertemuan terlebih dahulu. (rus/eros)
Kalau
sampai tanah, hutan dan air sudah rusak, sulit rasanya untuk memulihkan kembali.
Semua fihak harus turun tangan, jangan lagi berfikir sendiri-sendiri, jika tak
ingin alam kita semakin memprihatinkan, ujung-ujungnya kita juga yang terkena
dampaknya.
Demikian disampaikan Ketua forum koordinasi Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai (ForDAS) Kabupaten Jember, Bambang Hernianto, dalam Rapat Koordinasi
dan Konsultasi ForDAS, Rabu (12/12/12) dI Jembr.
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), menurut Dosen Pertanian Unej
ini harus melibatkan banyak pihak
dan disiplin ilmu, tidak cukup hanya dengan menggunakan
satu sudut pandang saja, melainkan harus dipandang
sebagai satu kesatuan yang menyeluruh dan terpadu.
Menurutnya, saat
ini perlu membangun kembali pemahaman para pemangku kepentingan tentang pengertian DAS. “Selama ini ada salah pemahaman, DAS
hanya diartikan sebagai daratan yang ada di kanan kiri sungai. Padahal lebih
dari itu, bahkan tempat bumi kita berpijak ini,
masuk kedalam wilayah
DAS ”terangnya, sembari menunjuk
ke lantai Rumah Makan Lestari Jember.
Degan melibatkan sejumlah
pemangku kepetingan, diantaranya Bapekab, Disbunhut,
Disperta, Dinas Pegairan, PU Binamarga dan Ciptakarya, Bagian Hukum, BPN, Perusahaan Perkebunan, Akademisi, Mahasiswa,
LSM, dan
masyarakat, Kita yakin DAS kita akan tertolong. Pungkasnya.
Hal
sedada disampaiakan Direktur perencanaan dan evaluasi pengelolaan DAS Kementrian
KehutananRepublik Indonesia, Dr Eka Widono Soegiri, MM. Bahwa ada 108 dari 17.000 Das diseluruh Indonesia
yang parah dan perlu dipulihkan
Begitu
banyak aktifitas dari berbagai disiplin ilmu ditempat tersebut, lalu bagaimana untuk
menyatukan? Kuncinya keterpaduan dan
kebersamaan pemangku kepentingan. Tugas Forum DAS lah untuk mengkomunikasikan semua
pemangku kepentingan tersebut. Tegasnya.
Hadir
juga untuk menyampaikanmateri dalam pertemuan tersebut tersebut ketua BP Das
Sampean Iskandar, Kadisbunhud, Ir.
Totok Harijanto,dan
Mantan rector Unej Dr. Sutikto.Sedangkan bertindak sebagai moderator ketua LSM Benahi Lingkungan (Bening), Abdus Setiawan dan dari Puslit Koka
Untuk
merealisasikan keinginan tersebut ForDAS
Jember mewacanakan terbentuknya Peraturan Daerah tentang Pengelolaan DAS yang
ditargetkan tahun 2014 nanti dan melakukan pertemuan rutin sebulan sekali yang tempatnya akan dimasing-masing
anggota.