Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Produksi tanaman hortikultura
seperti cabai jenis
cabai rawit memang rentan dipermainkan pedagang dan tengkulak. Sehingga selisih harga ditinggakat
petani dan dipasaran di pasararan sangat tinggi.
Diberitakan
sebelumnya bahwa, harga cabai ditinggkat petani
dan
harga dipasaran di Jember,
selisihnya sangat tinggi yang mencapai lebih dari
1000 persen atau sebelas kali lipat. harga cabai rawit ditingkat petani
anjlok di harga 3 ribu per kilogram, sementara dipasaran mencapai 30.000 lebih. (midd)
Tingginya
selisi harga dari tingkat petani ke pasaran, lantaran informasi harga ke petani
masih minim, sementara fluktuasi
harga bisa berubah setiap hari, sehingga rawan dimanfaatkan
tengkulak. langkah pertama yang harus dilakukan adalah
menyediakan akses informasi.
“Minimnya akses informasi yang dimiliki petani itulah yang akhirnya dapat
dimanfaatkan oleh tengkulak mengelabui petani. Demikian disampaikan wakil
Bupati Jember Muqit Arif, saat
menghadiri Hari Krida Petani (HKP) di Lapangan Desa Ampel, Kecamatan Wuluhan,
Rabu (7/9
Besarnya selisih harga ini merupakan
ketidak adilan bagi petani. Karena ini bisa berdampak terhadap kesejahteraan
para petani. “Kedepan petani harus bisa
mengikuti perkembangan harga di pasaran, jika seandainya para pedagang
mengambil keuntungan tidak terlampau jauh,” katanya.
Untuk
itu pemerintah akan
menginventarisir berbagai persoalan yang tengah dihadapi petani, dan secepatnya
mengambil keputusan. “Kami masih kumpulkan informasi dulu,
apakah karena anomali iklim yang sulit diprediksi atau mungkin persoalan lain.
Sehingga nanti kami mudah mengambil keputusan,” pungkasnya.