Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Konstalasi politik yang berkembang di tataran lokal, regional maupun nasional semakin memprehatinkan, penguasa yang sebelumnya menjanjikan program yang seakan-akan untuk kepentingan rakyat, kenyataanya semakin jauh dari rakyatnya. Sehingga rakyat semakin tidak percaya kepada penguasanya.
Wacana calon independen yang mendapat rekomendasi dari Mahkamah Agung (MA) memberikan ruang kepada masyarakat untuk mencari figur alternatif pemimpin bangsa kedepan. Demikian disampaikan oleh Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Forum Komunikasi Anak Bangsa (FKAB) Hariono usai (30/12) diskusi refleksi akhir tahun di Posko Merdeka Jember.
Hariono menambahkan bahwa keputusan MA tersebut harus didorong dan terus dan diwacanakan oleh semua komponen bangsa baik Lembaga sosial kemasyarakatan, akademisi maupun masyarakat itu sendiri dan bersatu untuk mencari alternatif dalam menyelamatkan bangsa dari prilaku pelaku politik yang sudah tidak dapat di kendalikan lagi. Wacana independen bukan berarti menafikan partai namun hanya untuk mengimbangi sistem perpolitikan yang ada.
Dalam mengimplementasikan harapan tersebut perlu dibentuk suatu wadah yang betul-betul independent, yang berfungsi sebagai oposisi yang dapat mengkritisi dan memberikan control kepada siapapun pemimpinanya baik ditingkat lokal, regional maupun nasional jika melakukan tindakan yang dapat merugikan rakyat harus dikendalikan.
Karena selama ini rakyat setelah mendorong dan memilih calon eksekutif maupun legislatif yang berasal dari partai politk, setelah jadi mereka lupa dengan janji-janji manisnya yang pernah dikampanyekan bahkan dengan prilakunya yang selama ini dilakukan malah mensengsarakan rakyat. Wadah ini harus benar-benar kuat, independent dan sanggup mengontrol sistem pemerintahan.
Dari diskusi yang berjalan selama empat jam tersebut muncul beberapa nama yang mereka dianggap independent seperti Dahlan Iskan (Graha Pena Group) dan Ir. H. Fandi Utomo (Komunitas Independent Jawa Timur). (eros)
Wacana calon independen yang mendapat rekomendasi dari Mahkamah Agung (MA) memberikan ruang kepada masyarakat untuk mencari figur alternatif pemimpin bangsa kedepan. Demikian disampaikan oleh Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Forum Komunikasi Anak Bangsa (FKAB) Hariono usai (30/12) diskusi refleksi akhir tahun di Posko Merdeka Jember.
Hariono menambahkan bahwa keputusan MA tersebut harus didorong dan terus dan diwacanakan oleh semua komponen bangsa baik Lembaga sosial kemasyarakatan, akademisi maupun masyarakat itu sendiri dan bersatu untuk mencari alternatif dalam menyelamatkan bangsa dari prilaku pelaku politik yang sudah tidak dapat di kendalikan lagi. Wacana independen bukan berarti menafikan partai namun hanya untuk mengimbangi sistem perpolitikan yang ada.
Dalam mengimplementasikan harapan tersebut perlu dibentuk suatu wadah yang betul-betul independent, yang berfungsi sebagai oposisi yang dapat mengkritisi dan memberikan control kepada siapapun pemimpinanya baik ditingkat lokal, regional maupun nasional jika melakukan tindakan yang dapat merugikan rakyat harus dikendalikan.
Karena selama ini rakyat setelah mendorong dan memilih calon eksekutif maupun legislatif yang berasal dari partai politk, setelah jadi mereka lupa dengan janji-janji manisnya yang pernah dikampanyekan bahkan dengan prilakunya yang selama ini dilakukan malah mensengsarakan rakyat. Wadah ini harus benar-benar kuat, independent dan sanggup mengontrol sistem pemerintahan.
Dari diskusi yang berjalan selama empat jam tersebut muncul beberapa nama yang mereka dianggap independent seperti Dahlan Iskan (Graha Pena Group) dan Ir. H. Fandi Utomo (Komunitas Independent Jawa Timur). (eros)
