Perubahan cuaca yang ekstrem dari musim hujan ke musim kemarau mempunyai pengaruh besar terhadap sektor pertanian. Musim pancaroba identik dengan perubahan cuaca yang tidak menentu, seperti angin musim kemarau yang cenderung membawa bibit penyakit bagi tanaman.
Tidak hanya menyerang tanaman padi, tanaman lainnya seperti cabai, ubi jalar, dan tanaman yang memiliki daun lainnya juga rawan diserang. Demikian dijelaskan Kepala UPT Pertanian Wilayah 6 Gumukmas Jember, Sunarto.
Menurut Sunarto, sejauh ini beberapa wilayah pertanian Jember selatan sangat rawan dengan serangan-serangan hama. Hal ini di khawatirkan akan mengakibatkan kerugian bagi petani. “Untuk itu para petani harus waspada kemungkinan serangan hama”, katanya.
Menurut Sunarto, sejauh ini beberapa wilayah pertanian Jember selatan sangat rawan dengan serangan-serangan hama. Hal ini di khawatirkan akan mengakibatkan kerugian bagi petani. “Untuk itu para petani harus waspada kemungkinan serangan hama”, katanya.
Indikasi serangan hama tersebut menurut Narto sudah terlihat di daerah Jember selatan. Puluhan hektar tanaman padi milik petani di Dusun Pondokwaluh, Desa/ Kecamatan Kencong beberapa waktu lalu terserang virus tumro.
Meskipun tanaman padi yang terserang virus tersebut, dapat dipanen namun hasilnya kurang maksimal untuk dijual ataupun dikonsumsi. “Biasanya serangan hama terjadi di musim pancaroba berupa belalang dan ulat gerayak yang akan merusak bagian batang, daun dan memotong tangkai buah padi.
Jika ulat ini mulai menyerang atau terlihat ditanaman padi, perbanyaklah debit air dipetak sawah. Soalnya, ulat ini habitatnya tinggal di tanah atau dibawah tumpukan jerami serta takut sinar matahari, oleh karena itu serangan ulat ini terjadi pada malam hari. Selain itu bisa dengan cara melepas unggas seperti itik atau bebek ketika musim tanam.
Diakuinya, merebaknya populasi ulat ini juga dipicu terputusnya rantai makanan semisal berkurangnya populasi burung pemangsa ulat. “Dianjurkan juga, penggunaan pestisida (racun hama) sebagai alternative terakhir”, imbuhnya.
Disamping itu, siklus metamorfosa hama ulat akan menjadi belalang yang jumlah populasinya tidak terkontrol. Jika dibiarkan akan menyebabkan terjadinya fuso, Pungkas Sunarto. (mc_humas/jbr)
