JJember, MAJALAH-GEMPUR.COM– Rangkaian acara Bulan
Berkunjung Jember (BBJ), Bupati Jember MZA Djalal “Ngunduh Mantu” pasangan Anang
Hermansyah-Ashanty di Pendopo Kabupaten Jember, dipersoalkan warga. Pasalnya
acara ini tidak tepat dilakukan disaat ribuan warga miskin sedang kesulitan
berobat di rumah sakit, belum lagi alokasi raskin yang juga dikurangi sekitar 3
persen.
Keinginan Bupati Jember
Muhammad Zainal Abidin Djalal untuk “Ngunduh Mantu” dianggab telah mencederai
warga Jember yang saat ini dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Sementara
di pendopo dan di tengah kota justru akan digelar pesta yang diperkirakan menghabiskan
anggaran miliaran rupiah.
Demikian dikeluhkan Ketua
Lebaga Swadaya Masyarakat Forum Masyarakat Anti Tertindas (LSM Format),
Kustiono Musri saat aksi Selasa, (3/7) di Jl Gajah Mada Jember. Kustiono mecurigai
resepsi pernikahan itu menggunakan anggaran APBD 2012, karena kegiatan ini
masuk dalam rangkaian acara BBJ dan fasilitas yang digunakan di Pendopo Bupati
dan Alun-alun. “Mana mungkin kalau tidak menggunakan dana APBD”. Tanyanya.
Disamping itu penggunaan anggaran
BBJ yang diperoleh dari KONI sebesar 6.5
milyar atau dari anggaran lain dinilai tidak trasparan, karena biaya kegiatan
rangkaian BBJ tidak semuanya di bantu oleh panitia, Faktanya biaya karapan sapi
senilai Rp 969 juta di tanggul, hanya dibantu Rp100 juta saja, sedangkan
kekurangnya dicarikan dari sponsor dan swadaya. Sedangkan untuk lomba Drum band
tingkat pelajar se kabupaten di depan Pemkab, tidak diberikan bantuan sama
sekali. Ungkapnya.
Sebenarnya, kita tidak
keberataan kehadiran Anang-Ashanti datang di Jember, bahkan kita merasa bangga
ada warga Jember yang sukses jadi artis di Jakarta dan masih ingat kampung
halamannya. Yang kita sayangkan momennya saja yang tidak tepat. Karena saat ini
kondisi warga miskin di Jember sangat memprihatinkan, disamping kehabisan
anggaran kesehatan, alokasi raskin juga dikurangi.
Kustiono mempertanyakan,
kenapa anggaran kesehatan yang diperuntukkan untuk warga miskin “yang konon
berdasarkan data BPS tertinggi sejawa timur” hanya dianggarkan 6.3 milyar dalam waktu satu tahun,
sementara untuk BBJ yang hanya sebulan dianggarkan melalui dana KONI sebesar 6.5
milyar, itupun mungkin masih ada anggaran dari pos yang lain.
Hal senada juga disampaikan
Elly, salah seorang warga Jember tersebut mengatakan sangat senang atas
kehadiran Anang ke kota Jember. "Tapi kalau acara itu menggunakan APBD,
saya tidak setuju," kata Elly.
Dalam aksi tersebut
digambarkan para pendemo, menggunakan topeng berwajah Anang-Ashanty, dan MZA
Djalal. Kemudian mereka menggalang dana dari masyarakat lewat
"saweran" untuk digunakan membiayai pesta perkawinan “Ngunduh Mantu”
artis ibukota tersebut.
Kabag Humas, Sandi Suwardi Hasan membantah acara Ngunduh
Mantu dan Artis Pulang Kampung menggunakan anggaran BBJ dari dana KONI.
"Kami hanya menyediakan tempat, semua acara itu disumbang sponsor dan dana
pribadi orang Jember, termasuk acara live di televisi juga menjadi
urusannya EO (event organizer)”. kilahnya.
Secara
terpisah situasi kedatangan Anang dan Ashanty, Rabu (4/7) cukup meriah. Mereka disambut
langsung oleh Bupati Jember MZA Djalal, dan istri Sri Wahyuni beserta pejabat dan
jajaran SKPD di Stasiun Jember. (eros)