
Jika putranya bersama ke 3 teman nya dianggap salah dan harus diberhentikan dirinya tidak bisa berbuat apa-apa, tapi kalau emang masih mau dibina ke empat siswa harus diberi kesempatan yang sama.
Jangan tebang pilih, 3 siswa disuruh mengundurkan diri, Sementara yang 1 orang siswa yang informasinya putra pejabat Pemkab Jember tidak tidak dikeluarkan. “Terus terang gara-gara pemberhentian ini, putranya dan kedua temannya sampai sekarang tidak bisa bersekolah, kasian mereka”.
Demikian Keluh orang tua murid MI, H. Suhri kepada
sejumlah media, usai ditemui Kepala Sekoah SMK 3 Selasa (22/1). Menurut Suhri bahwa
pertemuannya tadi bersama Kepala Sekolah, Bambang Irianto belum mendapatkan
hasil sama sekali. “Besuk Rabo (23/1) kami bersama anak saya masih disuruh sekolah
lagi kembali”. Tuturnya
Namun jika besuk masih belum mendapat titik temu, dirinya
akan mengadukan persoalan ini kepada Dinas Pendidikan dan Bupati Jember terkait
persolan ini. Tambahnya.
Sementara MI saat diwawancari beberapa media
mengatakan bahwa dirinya sangat menyesal atas perbuatan tersebut dan tidak akan
mengulangi lagi. Untuk itu dirinya meminta agar sekolah mau memberi kesempatan
kepada dirinya agar dapat diterima kembali disekolah tersebut.
Pemberhentian ini lantaran ke 4 siswa ini telah memakai
Pil Dexstro pada 18 Desember tahun lalu, Namun hanya ketiga siswa kelas X ini dipaksa
mengundurkan diri dengan cara orang tua siswa disuruh menandatangani surat
pengunduran yang dibuat oleh sekolah. Sementara satu siswa yang justru menjadi
otak dari aksi tersebut tetap bersekolah.
Berdasarkan pantauan MAJALAH-GEMPUR.Com bahwa usai
pertemuan dengan kepala sekolah, orang tua bersama anak korban disuruh pulang
lewat pintu belakang. Sementara Kepala sekolah terkesan menghindar dari wartawan.
“Bapak Kepala Sekolah masih rapat, saya tidak berani mengganggu” Ujar Ka TU
Watik.
Menurut Sumber Gempur bahwa Kejadian ini bermula pada Hari Selasa 18 Desember 2012, saat tidak ada pelajaran habis Ulangan semester pertama, siswi yang bernama Ss menelpun Siswi yang lain Es, ingin ketemuan dengan St, karena pikiranya lagi galau, tak lama MI datang ke rumah Es begitu juga Ss datang, St dan MI disuruh Ss beli obat kuning kecil-kecil (Dextro), di beri uang Rb 10.000;
Menurut Sumber Gempur bahwa Kejadian ini bermula pada Hari Selasa 18 Desember 2012, saat tidak ada pelajaran habis Ulangan semester pertama, siswi yang bernama Ss menelpun Siswi yang lain Es, ingin ketemuan dengan St, karena pikiranya lagi galau, tak lama MI datang ke rumah Es begitu juga Ss datang, St dan MI disuruh Ss beli obat kuning kecil-kecil (Dextro), di beri uang Rb 10.000;
Tak menunggu
lama datang lah St sambil membawa obat yang dimaksut, akhirnya obat diberikan
ke Ss dan dibagikan ke yang lainya untuk
diminum, untuk mengobat hati yang lagi galau ucap Es menirukan Ucapan Ss,
Ke esukan
harinya Rabu (19/12)2012, Ss memberitahukan info kepada Es kalau Pak Haris tau
apa telah dilakukan kemarin, Bu Wahyu (BK), Menyuruh kami untuk memanggil orang
tua, dengan rasa takut Es menangis dihampirilah oleh Ss, udah jangan takut kita
pakai orang tua palsu saja, cari tukang ojek, karena MI orang tua nya lagi ngurus
passport, akhirnya MI cari orang tua palsu juga, tak berselang lama rapat urung
karena ketahuan kedoknya ternyata ketahuhan.
Yang akhirnya
kesemuanya berusaha mendatangkan orang tua nya sendiri yang asli, Orang tua Ss
datang lebih dulu disusul orang tua St dengan Ibunya, rapat dimulai berselang
beberapa menit orang tua Es dan Orang tua MI datang juga.
Namun karena
dianggap terlambat, tidak diperbolekan masuk di ruang kepala sekolah, oleh Bu
Wahyu (BK), di ruang BK itu lah kami disuruh membuat surat pengunduran diri,
sebelum sekolah mengeluarkan. Karena kami tidak mau menulis akhirnya hanya
tandatangan saja. Tutur H.suhri.
Sebelumnya kami
sudah minta maaf atas kesalahan putra kami, kalau memang tidak dimaafkan kami
akan berbuat apa, dan kami dapat keterangan dari Bu Wahyu kalau ke Empat Siswa
itu dikeluarkan semua, begitupun juga orang tua nya Es mendapat keterangan yang
sama dari kepala sekolah kalau ke empat siwanya itu dapat sangsi agar
mengudurkan diri dari sekolah.