![]() |
Bupati Amin Said Husni saat memipin pengajian |
Keraguan
ini lantaran masih banyak kiai
yang lebih kompeten.
“Karena terus didorong sejumlah kiai dan PC LP Maarif NU, Bismilla saya putuskan untuk menyisihkan waktu guna mengasuh
pengajian kitab
kuning ini”. Demikian ungkap Bupati Bondowoso, Drs H Amin Said Husni Jum.at (22/2).
Pengajian
ini dimaksudkan agar syiar Islam lebih membahana dan untuk mewujudkan
visi Bondowoso yang
beriman, berdaya dan bermartabat. “untuk itu pengajian ini harus dilandasi niatan yang tulus untuk mencari ilmu, agar apa
yang didapat benar-benar bermanfaat,” lanjut
pria yang kerap disapa Lora (Gus) Amin itu.
Meski suasana diselimuti hujan
deras, tak surutkan ratusan peserta pengajian dari birokrasi dan
masarakat umum yang dilaksanakan seminggu sekali di pendopo Pemkab Bondowoso ini. Para peserta mengikuti dengan khusuk dan hikmad sampai
acara berakhir.
Dalam pengajian yang pertama diasuhnya, Amin membacakan
kitab Safinatun Najah. Diawali mukaddimah, Rukun Islam dan Rukun Iman dan ditutup dengan bab “Laa Ilaaha
Illallaah”. Bupati berlatar belakang santri ini, begitu fasikh membacakan kitab karangan Syekh Salim Bin Smeeer Al Hadhrami ini. Bahkan, penjalasannya cukap lugas, mudah dimengerti dan wawasan cukup luas.
Para peserta datang sebelum shalat
magrib. Pengajian dimulai usai shalat berjamaah.
Begitu selesai, para peserta kembali berjamaah isyak yang dipimpin bupati. “Pengajian ini tidak akan menggangu kewajibannya sebagai
kepala daerah. Menurutnya, tugas pemerintahan tetap menjadi yang utama”. Tegasnya.
Untuk itu, Bupati meminta agar disiapkan qori’ (pembaca) kitab yang lain. Sehingga pengajian
ini terus berjalan meski saya berhalangan karena ada kewajiban dinas. Semoga
pengajian ini akan menjadi majlis yang berbarokah. “kegiatan
ini diakukan dengan niat yang tulus, ikhlas untuk mencari ilmu yang bermanfaat. Tidak ada kaitannya dengan pencitraan apalagi menupang citra dalam kegiatan
keagamaan ini”. tegasnya
Kegiatan ini diharapkan memberikan makna simbolik dan
efek religius yang lebih tinggi. “Terutama dalam memanggil hati nurani
masyarakat untuk lebih mendekatkan masalah keberagamaan kita,” sambungnya.
Pengajian
tersebut, selain dimaksudkan untuk memberi pengajaran tentang kitab kuning,
juga untuk membina moral generasi muda. “Sekarang generasi muda cenderung
tergerus moralnya, sehingga pengajian ini nanti diharapkan bisa menjadi sarana
perbaikan moralitas masyarakat, khususnya yang mengikuti pengajian,” terangnya.
Hal senada disampaikan Perwakilan PC LP Maarif NU Bondowoso, M. Syaiful Bahar. Syaeful berharap pengajian ini agar dimanfaatkan betul oleh masyarakat, sehingga bisa menjadi ajang menuntut ilmu sekaligus pembinaan moral.
Hal senada disampaikan Perwakilan PC LP Maarif NU Bondowoso, M. Syaiful Bahar. Syaeful berharap pengajian ini agar dimanfaatkan betul oleh masyarakat, sehingga bisa menjadi ajang menuntut ilmu sekaligus pembinaan moral.
Pasalnya dikalangan remaja sudah terjadi dekadensi moral yang diantaranya karena rendahnya pendidikan akidah
dan keagamaan terutama yang menyangkut dengan pendidikan akhlak. Selain itu, arus globalisasi yang cukup potensial mengakibatkan terjadinya
penyalahgunaan dan tindakan biadab.
Sehingga moralitas anak bangsa terus menurun hingga pada titik yang sangat memperihatinkan. Akibatnya, korupsi meraja lela, minuman keras, perjudian, hubungan seks di luar nikah kerap terjadi pada pelajar SMP, SMA dan bahkan di perguruan tinggi pun terjadi hal yang sama.