
Salah satu korban
meninggal adalah Krispanti (21) warga Desa Karang Kedawung Kecamatan Mumbul
Sari. Menurut Suami korban Romzi (27) warga Desa Tegal Waru Kecamatan Mayang
saat diklarifikasi beberapa wartawan di rumahnya Selasa (18/6) mengungkapkan bahwa sejak
kejadian sampai meninggal dunia, pihak manajement Perusahaan tidak pernah
menjengguk, apalagi memberi santunan.
“istri saya awalnya juga
korban kesurupan massal di Pabrik Rokok SKT PT HM Sempurna mas. Sampai di rumah sudah kondisi
berbeda, tidak ingat siapa-siapa, baik saya sebagai suami, anak dan orang
tua, “ katanya
Masih menurut Romzi, “
istri sudah dibawa ke dokter tetapi tidak ada hasil dan suami korban tidak
putus asa sampai- sampai datang ke paranormal dan juga beberapa kyai, mereka
mengatakan bahwa istrinya memang kerasukan jin/makhluk halus, hingga akhirnya
meninggal Sabtu (15/6) yang lalu” imbuhnya.
Saat ini keluarga korban
belum mendapat santunan apa-apa dari pihak PT HM Sampoerna.”Dari pabrik katanya
masih mengupayakan mas. Tapi saya masih harus disuruh menyiapkan berkas-berkas
yang dibutuhkan,“ tambah Romzi
Saat mendengar informasi
tersebut beberapa media cetak dan juga elektronik langsung datang ke pihak
managemen PT HM Sampoerna dan ingin menanyakan kronologis kejadian kesurupan
masal yang sampai menelan korban jiwa bukannya ditemui management, malah yang
akan mengambil dokumentasi didalam pabrik rokok dilarang security.
Wartawan yang mau meliput dan ingin bertemu manajemen mengalami kesulitan. karena dihalang-halangi oleh Security / satpam. Menurutnya wartawan tidak melakukan peliputan didalam
area pabrik itu, apalagi mengambil dokumentasi, sampai- sampai terjadi adu argument antara para wartwan dan security pabrik tersebut.
Tidak itu saja security
pabrik tersebut sempat mengancam akan menyita kamera dan juga handycamp yang
saat itu digunakan wartawan meliput. Saat ingin menanyakan perihal pertanggung
jawaban PT HM Sampoerna terhadap meninggalnya karyawan buruh pabrik.