
Mereka
yang mengenakan seragam batik putih
kombinasi hitam kebanggaan PGRI itu yang mengepung Kantor Kementerian Agama Banyuwangi guna menuntut
pencairan Tunjangan Profesi Pendidikan (TPP) guru agama se Kabupaten Banyuwangi
Kamis siang (05/12) terlihat kompak membaca shalawat badar.
Pembacaan shalawat Badar itu berlangsung selama 10 menit dan seketika membuat
suasana para demonstran yang kondisinya panas hati serta fisiknya itu sedikit
sejuk. Karena ribuan guru yang sebelumnya emosi gagal bertemu dengan
Kakankemenag Santoso, tersebut memilih duduk dan membaca shalawat bersama-sama.
Sempat salah satu pendemo dalam orasinya meneriakkan kekecewaannya karena
tidak mendapati Kakankemenag Santoso.”Kami kecewa, kepala Kemenag malah
menghilang saat seperti ini. Ini namanya pemimpin yang tidak bertanggung jawab
yang pantas diberi sanksi," seru seorang orator dari atas truck yang mengusung
Sound System sebagai komando unjukrasa.
Gagal menemui Kakan Kemenag Santoso, kurang lebih 5000 guru tersebut
bergeser ke gedung DPRD Banyuwangi, dan melakukan orasi lanjutan dengan
tuntutan agar TPP bagi guru Agama baik SD hingga SMA se Kabupaten Banyuwangi,
selama 18 bulan segera dicairkan.