Para petani yang mengairi menggunakan diesel |
Salah seorang petani asal
Desa Wonosari, Kecamatan Puger, Siswanto (43) mengaku, ketika memasuki musim
kemarau, pengairan irigasi didaerahnya hanya 10 hari sekali, itupun harus
berbagi dengan petani yang lain. Jadi, untuk mengantisipasinya, dia bersama
petani lain terpaksa mengambil air dari sumur galian yang memang telah
disiapkan. "Air dialirkan mengunakan pompa, yang bahan bakarnya bensin (premium),"
ujar Siswanto, Rabu (27/8).
Namun akibat kelangkaan
premium bersubsidi, petani yang akan membeli harus antri menggunakan motor.
Sebab, pembelian menggunakan jerigen, lanjut Siswanto, di SPBU dekat wilayahnya
tidak dilayani. “namun seringkali, banyak petani yang tidak kebagian jatah,” keluhnya.
Tak hanya Siswanto, hal
yang sama juga akui oleh petani yang lain, Suliyah (38), ia juga mengeluhkan
sulitnya mendapatkan premium. Padahal, saat ini tanamannya harus segera diari.
“Semalam saya pinjam bensin (premium) ke tetangga yang punya mobil, saya ambil
dari tangki,” akunya.