Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Sekitar seratus lebih tenda dan sebuah mesin
diesel yang buat alat penambang emas liar Selasa (26/8) dibakar petugas
gabungan dari Perhutani, Polisi, TNI, Satpol PP, beserta LSM dan masyarakat.
Sementara itu, Bambang Setiyawan, Sekretaris LSM
Ampera yang juga turut serta dalam penertiban itu mengatakan, agar persoalan
penambangan ini tidak hanya menjadi masalah Perhutani maupun masyarakat
Wuluhan, ia meminta semua rakyat dan Bupati Jember, MZA Djalal, harus peduli. “jangan
sampai Wuluhan ini menjadi Panti (tragedi Bencana Alam di Kecamatan Panti,
Jember) yang kedua. Sebab, kerusakan alam diatas Gunung Manggar ini begitu luar
biasa,” jelasnya. (Ruz).
Pasalnya Tambang emas liar
alias penambang emas tanpa izin (PETI) di Gunung Manggar, Kecamatan Wuluhan,
marak dalam setahun terakhir. Salah satunya di Desa Kesilir yang dalam beberapa
bulan terakhir kerap dilakukan operasi penertiban.
Operasi penertiban yang dipimpin
langsung oleh Asisten Perhutani (Asper) Jember, Sukatno mulai bergerak sekitar
pukul 08.30 WIB dari kantar Perhutani Resort Pemangku Hutan (RPH) Wuluhan, dengan
diawali apel siaga bersama dan tiba di lokasi, sekitar pukul 09.30 WIB. Saat itu,
di beberapa tempat yang awalnya dijadikan parkir oleh penambang terlihat sepi.
Hanya beberapa orang yang terlihat duduk tanpa aktivitas diwarung kopi yang
memang disediakan oleh warga.
Di area Gebangan Gunung
Manggar, tim mendapatkan tiga ratusan lubang yang disinyalir masih aktif. Meski
sempat mengetahui ada lima penambang yang lari, namun aparat tak melakukan
tindakan pengejaran. Di kawasan ini, petugas membakar lokasi penambangan
sekaligus gubuk yang dibuat oleh penambang. Tak hanya itu, lubang-lubang galian
pun diberi cairan bahan bakar aagar menimbulkan bau gas yang menyengat.
Menurut Sukatno, pihaknya
ingin serius menyelesaikan persoalan tambang liar. Ia menargetkan, dalam waktu
yang relative singkat, tak ada lagi aktivitas penambangan dikawasan hutan
pangkuannya. “Penambangan ini kan berpotensi menimbulkan bencana, jika tidak
segera diberantas bagaimana nanti kalau terjadi bencana alam? Maka habislah
kawasan (Desa) Kesilir dan (Desa) Tanjung Rejo ini,” terangnya, saat memberikan keterangan kepada
wartawan di kaki Gunung Manggar.