
Kepala Dinas Perkebunan
dan Kehutanan (Dishutbun) Kabupaten Bondowoso. Ir. Matsakur menjelaskan, tahun
2014 produksi kopi asal Kabupaten Bondowoso, baik jenis arabika maupun robusta
mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
“Dibanding tahun 2013, tahun ini produksi kopi
di Bondowoso, baik jenis arabika maupun robusta mengalami peningkatan yang
cukup siginifikan. Keberhasilan ini berkat kerjasama yang baik antara Dishutbun
dengan APKI (Asosiasi Petani Kopi Indoinesia) Bondowoso”, kata Matsakur. Kamis
(23/10).
Bukan hanya produknya
yang meningkat, lanjut Pak Sakur, sapaan Matsakur, tapi juga harganya. Dengan
meningkatnya produk dan harga kopi di pasaran internasional berdampak positif
bagi perekonomian Bondowoso, hususnya pada petani kopi.
Ditempat terpisah, Ketua
APKI Bondowoso, Bambang Sriono menjelaskan, pada tahun 2013 harga kopi di Pasar
Internasional sangat murah, yaitu berkisar antara Rp 27 hingga Rp 30 ribu/kg,
tapi pada tahun ini mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan.
Ketika dikonfirmasi
harga kopi tahun ini, Bambang mengatakan, antara Rp 35 ribu hingga Rp 40
ribu/kg. Sedangkan harga kopi jenis robusta tahun lalu Rp 17 ribu/kg, sedangkan
tahun ini meningkat antara Rp 20 hingga Rp 25.000,00/kg.
“Harga jual kopi di Pasar Internasional
ditentukan oleh pergerakan harga kopi di New York AS dan London Belanda. Kalau
harga Kopi Arabika di New York tinggi, maka kopi asal Bondowoso juga ikut naik.
Demikian juga kalau kopi robusta di London naik akan membawa berkah pada petani
kopi Bondowoso. (Midd)