![]() |
(Foto (Bapekab) ; Pekerja Batu Piring Jember |
Mereka menyayangkan bahan yang
di gunakan dengan menggunakan uang rakyat sebesar 3 milyart lebih ini tidak memanfaatkan
potensi dan produk local. yang memiliki warga Jember seperti batu piring di
kecamatan Kalisat, Jelbuk, Mayang dan Pakusari.
“Proyek paving trotoar
yang dilaksanakan oleh Cipta Karya tidak salah namun kurang tepat dan sangat
disayangkan tidak menggunakan bahan alam produk local Jember yang sudah
menembus pasar luar negeri yakni Batu Piring, “ katan Andhy Sungkono saat di
temui wartawan Kamis (23/10)
Masih kata Andik sapaan
akrabnya, “ seharusnya sejak awal saat perencanaan baik dalam pembahasan RAB,
baik Konsultan maupun pihak Cipta Karya memasukkan produk local Sumber Daya
Alam Jember yaitu Batu Piring untuk bahan trotoar pengganti paving lama,
“ujarnya.
Lebih lanjut Andik
menjelaskan Batu Piring atau Lava Andesit yang termasuk bahan Galian C
merupakan produk local Jember yang banyak tersebar di beberapa tempat kecamatan
di Jember antara lain Kecamatan Sumbersari, Pakusari, Ledokombo, Sukowono,
Sumberjambe, Jelbuk, Kalisat, Mayang.
Batu Piring yang ada di
Jember umumnya berupa gunung batu yang setelah ditambang dipotong-potong sesuai
dengan kebutuhan pasar. Batu piring yang telah diproses ini selanjutnya
dimanfaatkan untuk berbagai barang kebutuhan sesuai pesanan seperti mebelair
meja dan kursi), penghias dinding tembok, pagar (banyak digunakan di Jepang
dalam bangunan rumah karena dinilai kuat dan tahan gempa).
Komponen bahan bangunan
rumah baik interior maupun eksterior seringkali juga memanfaatkan bahan tambang
ini karena bila cuaca panas maka ruangan sejuk dan sebaliknya, tidak licin dan
tidak lumutan serta tahan selama bertahun-tahun. Limbah batu piring ini juga
masih bias dimanfaatkan sebagai bahan batu cor.