Beberapa dokumen yang dibutuhkan sesuai arahan Kasi Kepahlawanan
dan Perintis Kemerdekaan Dinas Sosial (Dinsos) Jatim adalah dokumen penetapan
jalan letkol Sroedji di beberapa kabupaten dan kota di Jawa Timur dan bukti
dukungan masyarakat.
“Kami setuju Sroedji diusulkan pahlawan nasional, pasalnya apa yang dilakukan Sroedji untuk
mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia pada Agresi Militer Belanda II
itu patut untuk diapresiasi, Kalau bisa pertengahan Maret mendatang, berkas
pengusulan Sroedji menjadi Pahlawan Nasional harus sudah masuk”
Demikian tantangan Kasi Kepahlawanan dan Perintis Kemerdekaan
Dinsos Jatim, Sri Susdiyanty kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember yang
disampaikan dalam seminar Nasional bertema yang digelar Pemkab dan Persatuan
Wartawan Indonesia (PWI) Kamis (26/2) di
Aula PB Sudirman
Karena pihaknya juga akan segera melakukan rapat dengan Tim
Peneliti Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) propinsi terkait dengan usulan calon
pahlawan nasional ini. Dan nantinya juga akan dikaji apa saja yang masih kurang
dari berkas pengusulan itu. Baru kemudian akan diminta ke rekomendasi dari
Gubernur untuk dikirimkan ke Kementrian Sosial.
Oleh karena itu, proses itu tidak mudah sehingga perlu adanya
ketekunan untuk mengusulkannya. “Bahkan akhir april berkas ini diusahakan sudah
masuk ke propinsi,” tuturnya. Oleh karena itu, lebih cepat akan lebih baik. Dirinya
pun berharap saat pengkajian tidak ada kesimpang siuran sejarah tentang Sroedji
dari buku satu ke buku yang lain.
Untuk mempersiapkan kebutuhan tersebut Pemkab melakukan sejumlah
kegiatan, mulai dari kirab, lomba karya tulis, hingga seminar nasional dengan
tema “Peran Letkol Sroedji Dalam Pembentukan Cikal Bakal TNI dan Peran Aktifnya
Dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia”
Pemkab juga sudah mengirimkan surat pengajuan letkol Sroedji
sebagai pahlawan nasional, kepada kementerian sosial Indonesia. “Merupakan
sebuah kebanggaan bagi masyarakat Jember, jika salah satu putra terbaik Jember dinobatkan
sebagai pahlawan nasional”. Tutur Wakil
Bupati Jember, Kusen Andalas dengan nada terbata-bata.
Ketua DPC PDI Perjuangan Jember ini berharap keinginan menjadikan
Sroedji sebagai pahlawan Nasionak bisa segera terelisasikan. Pengusulan Sroedji
sebagai pahlawan nasional menjadi pintu masuk untuk mengusulkan tokoh- tokoh
jember lainnya, seperti letkol Soebandi dan KH Achmad siddiq.
Dukungan senada juga diungkapkan R. Sumarno, Dosen Sejarah
Universitas Surabaya. Dia mengatakan Sroedji ini sangat layak menjadi pahlawan
nasional dari segi perjuangan membela tanah air. Dirinya melihat semangat juang
Sroedji ini sangat heroik sehingga terus bergerilya mempertahankan kemerdekaan
RI meskipun terus dikepung.
“Semangat membela tanah air
dan perjuangan melawan penjajah inilah yang seharusnya dicontoh oleh
masyarakat,” tuturnya. Selain itu dari sisi gambar, Sroedji juga memiliki
sejumlah dokumentasi tentang gambar Sroedji, dia juga memiliki nilai atau kata
perjuangan yang ditinggalkan untuk generasi muda.
Sumarno pun melihat jika yang dilakukan Sroedji ini sama dengan
pahlawan yang lainnya. Sehingga sangat layak untuk diusulkan menjadi pahlawan
nasional. “Karena itu, Masyarakat Sejarah Indonesia pun mendukung pengusulan
Sroedji menjadi Pahlawan Nasional,” tutur Sumarno.
Sementara itu, Kasubit Penghargaan dan Kesejahteraan Keluarga
Pahlawan dan Perintis kemerdekaan Kemensos RI Siti Aisjah menuturkan jika
menjadi Pahlawan Nasional tidak mudah, karena harus mengikuti sejumlah proses
yang panjang.
“Hingga saat ini secara nasional baru ada 163 tokoh yang menjadi
Pahlawan nasional, 23 diantaranya dari Jawa Timur,” tutur Aisjah. Dirinya pun
sempat mendengar jika Letkol Moch Sroedji pernah diusulkan menjadi Pahlawan Nasional.
Jika memang benar, untuk menghemat waktu dan biaya sebenarnya tinggal
menelusuri sejauh mana pengusulan berkas pengajuan itu. Sehingga tidak memulai
lagi dari awal lagi.
Namun, sepertinya pengusulan yang sebelumnya tidak sesuai dengan
pengusulan yang baku ditetapkan oleh Kementrian Sosial yakni melalui Dinas
Sosial baik propinsi maupun kabupaten/kota dengan pengkajian TP2GD yang terdiri
dari 13 orang yang terdiri dari akademisi, praktisi, pakar sejarah dan instansi
pemerintahan. “Bukan lewat instansi yang lain,” tegas Aisjah. Karena itu,
pihaknya menghargai perjuangan Pemkab Jember untuk mengusulkan kembali Sroedji
menjadi pahlawan nasional.