Penolakan rencana Muktamar
NU tandingan yang kabarnya akan diselenggarakan di Kabupaten Probolinggo Jawa
Timur tersebut ditegaskan oleh koordinator Kader Muda Nahdlatul Ulama (KMNU)
Cabang Kencong, Mohamad Kisan, usai acara diskusi di sekretiat KMNU Kencong. Minggu
(16/8),
Pasalnya hasil keputusan Muktamar
NU ke 33 di Jombang sudah sah. “Kami menilai hasil dan keputusan Muktamar NU ke
33 di Kabupaten Jombang sah dan memiliki kekuatan hukum mengikat bagi organisai
NU, untuk itu sebagai kader NU, kami harus mendukung dan mengamankan hasil
keputusan tersebut” Tegasnya.
Yang perlu dilaksanakan, bagaimana
mengimplemetasikan hasil-hasil Muktamar, langkah implemtantif itu lebih penting,
mengingat saat ini generasi muda NU terancam arus liberalisme dan fundamentalisme
atas nama agama. “Saya kira imlpementasi hasil Muktamar itu lebih penting, dari
pada menggelar Muktamar (tandingan),” ujarnya.
Salah seorang kader NU
Kencong yang lain, Mohamad Sholeh memastikan, rencana Muktamar NU tandingan
tersebut tidak bakal terjadi. Karena ahlak kyai-kyai NU tidak mungkin melakukan
hal-hal semacam itu. “Saya kira tidak mungkin (Muktamar tandingan) terjadi,
sebab ahlak kyai-kyai NU tidak demikian,” tuturnya.
Dalam sejarah Muktamar NU,
lanjut Sholeh, pernah pula muncul NU tandingan paska Muktamar di Cipasung pada
tahun 1994 lalu. Saat itu, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur terpilih sebagai
Ketua Tanfidziah NU. “Pada Muktamar NU Cipasung pernah juga muncul NU
(tandingan) yang bernama KPPNU dan diketuai oleh Abu Hasan. Namun faktanya
paska dibentuk hingga saat ini juga tidak ada,” katanya dengan yakinnya.
Selain menolak munculnya
rencana Muktamar NU tandingan, KMNU Kencong juga sepakat untuk medorong lembaga
pendidikan tingkat menengah, yakni SMA dan setingkatnya untuk membentengi
pelajar dari arus radikalisme agama.
Hal itu sebagai bentuk
kampanye membumikan Islam Nusantara. "Saat ini, para pelajar Indonesia
mulai dirasuki oleh faham-faham Islam radikal. Dan itu dapat mengancam
Kebhinekaan Indonesia dan keutuhan NKRI," jelas Muhlas, salah seorang
generasi muda NU, Kencong,.
Sebagai tindak lanjut dari
hasil Muktamar ke-33 NU, 1-5 Agustus lalu yang mengusung Islam Nusantara
sebagai tema utama. "Membumikan Islam Nusantara adalah langkah tepat
sebagai antitesa terhadap radikalisme atas nama agama Islam, terutama bagi
generasi muda dan kaum pelajar," tambah Khaerush Sholeh, salah seorang
peserta yang lain.