
Padahal Pemerintah
Kabupaten Jember sudah memberikan bantuan dana hibah untuk kegiatan JFC 14 ini
sebesar 1 milyart rupiah. Semeistinya dana
hibah itu diperuntukan mendorong pertumbuhan perekonomian lokal, sehingga para
pedanggang tidak harus membayar hingga jutaan rupiah.
Akibatnya para pedagang mengaku
merugi, kelompok pedagang ini sebenarnya sudah sering berjualan beberapa even di
kota-kota besar se Jawa - Bali. Kehadiranya ke Jember, setelah mendapat tawaran
dari Event Organizer (EO), yang datang ke Bandung, untuk mengikuti pameran di Internasional
Even Fashion di Jember.
Tetapi tidak semahal di
Jember, “Masak mas, Stand dengan lebar 3x3 selama 5 hari harganya sampai 12 Juta.
Meski sudah dapat potongan 25% menjadi 9 juta, terhitung masih terlalu mahal,
karena tidak sesuai dengan penjualan, Saya kapok untuk mengikuti lagi” . keluh Nita
Sabtu (29/8)
Padahal di daerah lain
dengan ukuran yang sama, tidak lebih dari 6 jutaan. Meski pengunjung ramai, daya
belinya masih rendah, “Terbukti harga diatas dua ratus saja jarang laku mas, untuk
itu kami bersama teman akan pulang, walaupun masih kurang sehari“ tambah pedagang
asal Desa Babakan Sari, Kecamatan Condong ini
Hal yang sama juga
dikelukan oleh pedanggang Busana Nata Coleksion, Nuryatimah dari Jombang, dan
pedagang boneka Andri dari Tulung Agung, Solby pedagang Kain Tenun Kapas Sutra
dari Jepara.
Solby Pedagang Kain Kapas
Sutra dari Jepara, “sebelum menempati lapak ia harus membayar terlebih dahulu,
namun dari lima hari, tidak menutup modal yang sudah di keluarkan, apa lagi
yang sudah membayar 12 juta, tidak kembali modal, tambah Solby kelompoknya
sudah kapok tidak akan kembali” Pungkas Solby
Menurut Kepala Kantor
Pariwisata, Sandi Suwardi Hasan, vantuan tersebut untuk kepentingan peningkatan
kualitas sumber daya manusia dan promosi. "Dana sebesar itu jika dibandingkan dengan Pemkab
Banyuwangi untuk kepentingan promosi pariwisata jelas tidak ada
apa-apanya," katanya.
Semengara anggota Fraksi
Gerindra DPRD Jember, Siswono, menilai tidak ada konsef yang matang dalam
pelaksanaan JFC, sebenarnya bantuan dana hibah itu diperuntukan mendorong
perekonomian, seharusnya para pedanggang tidak harus membayar hingga jutaan
rupiah apa lagi mengunakan fasilitas Negara.
Rakyat Jember yang
seharusnya memiliki hak atas JFC justru tidak bisa menikmatinya. Sebab untuk
melihat pertunjukan catwalk JFC harus membeli tiket masuk yang harganya dinilai
tidak terjangkau masyarakat menengah ke bawah;, ujar Siswono
Informasi yang dihimpun
media ini bahwa pelaksanaan World Class Fashion Carnival Jember dirancang untuk kelas Internasional dan
dikelola Event Organizer (EO) atao CEO ternama yaitu Imspiro, dengan
menggandeng beberapa EO yang lain diantaranya Asia Even.
Ada beberapa pertimbangan
menurut CEO Inspiro, Ndang Mawardi, mengapa
catwalk di daerah alun-alun dipasang pagar tertutup. Menurut Mawardi,
pemasangan pagar tersebut merupakan bagian dari perbaikan kegiatan JFC yang
sudah bertaraf internasional.
Faktor keamanan dan
kenyamanan bagi penonton, termasuk para defile, menjadi salah satu
pertimbangan., sebenarnya masyarakat tetap bisa kok menikmati talent dari JFC
karena tidak seluruh catwalk sepanjang 3,6 kilometer dipasang pagar tertutup
seperti di kawasan alun-alun. (Edw/eros)