
Subur, salah seorang saksi
mata mengatakan, kobaran api berawal dari gudang pengeringan tembakau milik
Hartono. Api mulai membakar gudang sekitar sekitar pukul 00.30 Wib. "Gudangnya
terbuat dari welit (anyaman daun tebu) sehingga api dengan cepat membakar
gudang dan seluruh isinya," kata Subur.
Kobaran api yang tak
terkendali menyebabkan rumah milik Jumari. Rumah itu lokasinya tak jauh dari
gudang yang terbakar tersebut. "Warga yang membantu memadamkan api tak
mampu menguasi, sehingga rumah Jumari juga ikut terbakar," ujar Pairin,
Kamis siang (20/8).
Dugaan sementara, api
berasal dari tumpukan jerami yang masih terbakar setelah digunakan untuk
mengasapi tembakau. Hartono lupa meyiram dan mematikan sumber api
tersebut sehingga peristiwa kebakaran terjadi. Dari peristiwa itu, kedua korban
ditaksir mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah. (St1)