
Anjloknya harga tembakau lantaran
tembakau petani dinilah terkontaminasi abu Gunung Raung. "Mereka beralasan
tembakau petani terkontaminasi abu Gunung Raung, sehingga kwalitasnya dinilai
menurun," kata Salah seorang petani asal Desa Kesilir Kecamatan Wuluhan Heri
Susanto Kamis siang (20/8).
Padahal, lanjut Heri,
sebulan yang lalu harga tembakau kwalitas baik masih dihargai Rp. 6 juta
perkwintal, untuk kwalitas sedang harganya masih Rp. 3,5 sampai Rp. 4 juta
perkwital, sedangkan tembakau kwalitas rendah harganya antara Rp 1 juta hingga
Rp. 2 juta.
"Saat ini harga
tembakau kwalitas bagus hanya dihargai Rp. 2,2 juta perkwintalnya, tembakau
kwalitas sedang hanya dihargai Rp 1 juta, sedangkan kwalitas rendah hanya Rp
200 ribu hingga Rp. 400 ribu untuk setiap kwintalnya. Petani jelas rugi dengan
harga segitu," tuturnya.
Heri menyayangkan
lambannya Pemerintah Kabupaten Jember dalam merespon keluhan petani tersebut.
“Padahal Jember ini kan ikonnya adalah daun tembakau. Tetapi kenapa petaninya
ditelantarkan,” kesalnya.
Senada dengan Heri, Abdur
Rohman Efendi, seorang petani adal Desa Ampel Kecamatan Wuluhan, juga
mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, standart minimal harga jual tembakau
petani adalah Rp. 5 juta perkwintal untuk kwalitas bagus. "Harga dibawah
Rp. 5 juta, petani pasti rugi," jelasnya.