
Saat wartawan
dipersilahkan masuk oleh mertua dari
(alm) Mura’i (40), Hj Siti Aisyah Selasa (8/9) Siti sangat sedih menantunya ikut menjadi korban dalam tenggelamnya
kapal yang banyak di tumpangi oleh Tenaga Kerja Indonesia dua di anataranya
asal Jember.
Tak banyak yang
dibicarakan oleh Siti, hanya pasrah kepada Allah SWT. Didampingi adik ipar alm Murai yang bernama Soleha
wartawan mendapat informasi bahawa Murai ke Malaysia sudah yang kedua kalinya
dan sudah bekerja di Malaysia selama 8
bulan di bidang meubel. “Kakak ipar saya sudah yang ke dua kalinya mas ke
Malaysia, sudah dapat delapan bulan tahun yang kedua ini”, katanya.
Masih kata Soleha, Murai
meninggalkan seorang istri yang bernama Sulana (35) dengan dua orang anak. Yang
pertama bernama Junaidi (13) sekarang
sedang mondok di pondok pesantren di Desa Suci dan anak kedua Abdus Salam
(5,5).
Awalnya keluarga tidak
percaya akan kabar meninggalnya sang kakak karena dalam kondisi sehat. Namun
setelah mendapat kabar dari suami Soleha yang bernama Soleh yang juga merantau
di Malaysia jika sang kakak meninggal menjadi korban tenggelamnaya kapal di
Malaysia dan juga adanya informasi dari pihak Dinas Tenaga Kerja danTransmigrasi
Jember yang datang ke rumah duka sehari setelah kejadian Kamis (3/9).
“ Kami tidak mendapat
firasat apa-apa mas, hanya saja sebelum kejadian Mura’i sering menelpon yang
katanya ini mungkin telpon yang terakhir kalinya”, ujar Soleha sedih.
Saat ini salah seorang kerabat
korban dan juga perangkat desa setempat menjemput jenazah ke Surabaya.
Direncanakan jenazah Mura’i Rabu (9/9) tiba di Panti. (midd)