
Debat dipandu oleh Nur
Sholikin dari akademisi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kabupaten Jember,
yang juga sebagai tim perumus. Pembahasan dalam debat yang diselenggarakan
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jember kali ini berlangsung cukup dinamis..
Kalau dalam putaran
pertama dibahas dua isu sensitive tentang Potensi Tambang dan Meneral serta
dampaknya lingkungan dan Menjamurnya pasar modern berjaringan. Pada debat putaran
kedua ini juga muncul dua isu sensitive yaitu tentang Terpuruknya PDP Kahyangan
dan anjloknya harga Tembakau petani
Menanggapi kedua isu seksi
ini kedua Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Jember Sugiarto – Dwi
Koryanto (Paslon nomor urut 1) dengan Faida – Abdul Muqit Arief (Paslon nomor
urut 2 Sabtu malam (14/11) di Edelweiss Grand Ballroom Cempaka Hill Hotel
Jember, tammpak serius.
Terpuruknya PDP Kahyangan
Perusahaan Daerah
Perkebunan (PDP) Kahyangan juga menjadi isu sensitif didebat kali ini, pasalnya
saat ini kondisi perusahaan milik daerah ini sedang mengalami krisis manajemen
dan keuangan. Debat soal PDP diawali Cawabup nomor urut 2, Kh Abdul Muqiet Arief,
yang mempertanyakannya kepada Paslon No Urut.1
Apa
yang menyebabkan perusahaan daerah perkebunan kondisinya terpuruk? dan apa yang
semestinya dilakukan yang selama ini belum dilakukan oleh perusahaan tersebut.
padahal ribuan orang menggantungkan hidupnya dari perusahaan pdp tersebut?
Tanya Muqiet Arief.
Menanggapi
pertanyaan tersebut Sugiarto menjelaskan bahwa; PDP adalah perusahan perkebunan
yang hanya ada di Jember diseluruh indonesia. “Pasang surutnya PDP ini tidak
terlepas dari Lahan lahan yang sudah tua tanamannya, Sumber Daya Manusianya”. Terangnya.
Bagaimana
mereka bisa meningkatkan produksi Karet, Kopi dan coklat di lahan yang menjadi Icon
PDP yaitu, karena selama ketiga tanaman tersebut kurang peremajaan. sehingga
para tenaga kerja hanya bisa memproduksi produk lama.
“Tapi
bukan berarti tidak ada upaya peremajaan di PDP. Selain itu harga karet
dipasaran dunia turun yang mengakibatkan penerimaan turun yang otomatis
penyertaan dan pendapatan hasil laba tidak bisa diharapkan”. Jelasnya.
Stitmen
itu disangkal dr. Faida. Menurutnya probem
pdp sudah lama, bukan naik turun tapi turun secara perlahan lahan dalam waktu
yang lama dan dibiarkan. seharusnya pengelola PDP bisa memilih berbagai
strategi oleh penanggung jawabnya.
“Kalau
lagi Tumbuh Exspansi, Kalau lagi pada titik tertentu konsolidasi pada Titik
tertentu perusahaan dikecilkan BAHKAN pada titik tertentu perusahaan ditutup
untuk menyelamatkan perusahaan. saya melihat sekian tahun belum ada ikhtiar
yang sungguh sungguh untuk menyelamatkan PDP ini dari pengelola perusahaan”.
katanya
Soegiarto
balik menyangkal: pdp ini sedang sakit bukan berarti perusahaan Ditutup, bukan
dibunuh. PDP ini menaungi ribuan pegawai. bagaimana seorang direksi memberikan yang
terbaik utamanya menyangkut kesejahteraan seluruh karyawan.
Sulit
memang dengan kondisi tanaman yang sudah tua , Lahan yang begitu luas, dan Tenaga
kerja yang begitu banyak, diharapkan untuk bisa sinergi. Sebenarnya sudah banyak
upaya upaya yaitu terkait dengan masalah kerjasama dengan pihak ketiga,
Pihak
ketiga ini diharapkan bisa mensuplai, menginvestasikan terkait banyaknya modal
yang dibutuhkan PDP. lanjutnya. “Hanya kemarin KSU ini ditangkap seakan akan
terjadi Take Over pada perusahaan diluar Jember. Padahal tujuannya adalah untuk
lebih meningkatkan produktivitas”. Jelasnya.
Anjloknya Harga Tembakau
Dunia pertembakauan juga
menjadi pembahasan seksi dalam debat Cabup putaran kedua ini. Moderator Nur
solihin melontarkan pertanyaan. Tembakau merupakan Icon Jember, akan tetapi
kondisi petani tembakau tidak menentu karena harganya terus menurun bahkan
tahun ini anjlok. Pertanyaannya adalah bagaimana langkah saudara untuk
mengatasi persoalan tersebut?.
Kondisi pertembakauan di Jember,
Kenapa saya tahan, 1 icon, Symbol lambang pemerintahan daerah adalah tembakau. Yang
kedua justru ditahun ini kenapa jatuh harga dari tembakau. “Saya juga mohon
maaf perokok, sehingga apabila nasib petani tembakau ini dalam kondisi sulit
sayapun juga merasakan” Tuturnya
Terkait kondisi tembakau beberapa
tahun ini terjadi penurunan harga, Sugiarto, memberikan data. Bahwasannya Luas
Areal Tembakau Di Jember Adalah 17.000 Hektar. Tujuhbelas ribu hektar ini dibutuhkan
oleh pabrik pabrik tembakau ini 9000 hektar. Tapi para petani ini sangat sangat
cukup bermanfaat apabila menanam tembakau. Karena hampir tiap tahun para petani
ini menanam tembakau.
“Saya melihat kondisi ini meriskankan bagi para petani, kebutuhan 9 hektar ditanam oleh 17 hektar lahan tembakau, sehingga terjadi kelebihan produk daripada tembakau itu sendiri. Ditahun ini juga terjadi bencana alam, gunung raung mengeluarkan debunya, sehingga melekatlah kepada daun tembakau. sehingga kualitas residunya cukup tinggi sehingga tidak laku untuk dijual”. Jelasnya
Kami dari calon bupati
ingin memberikan solusi, andaikata ini bisa dikatakan kondisi darurat maka kita
bisa memberikan bantuan lewat kondisi keadaan darurat lewat dana tidak terduga.
Tapi system yang akan kita lakukan nanti. Bagaimana ini bisa dirasakan oleh
seluruh warga masyarakat kabupaten Jember yang punya mata pencaharian tembakau.
tambahnya. Yang kedua, kita bisa mengalokasikan lewat dana alokasi cukai. kita
bisa memberikan ini untuk bantuan bibit, benih, dan sebagainya pada para petani
tembakau. Tambahnya.
“Disamping itu pemerintah perlu hadir lebih dalam pada petani, dengan memberikan advokasi, dengan meningkatkan bargaining, dan komunikasi pemilik gudang maupun pabrik. Bahkan juga kita perlu terus meningkatkan kualitas” Tambah dr Dwi
“Disamping itu pemerintah perlu hadir lebih dalam pada petani, dengan memberikan advokasi, dengan meningkatkan bargaining, dan komunikasi pemilik gudang maupun pabrik. Bahkan juga kita perlu terus meningkatkan kualitas” Tambah dr Dwi
Sementara menurut paslon Nomor
2 dr. Faida MMR bahwa untuk mengatasi masalah rendahnya harga tembakau di
Jember, ini dipengaruhi oleh kualitas dari tembakau itu sendiri. Untuk itu
untuk mengatasi masalah tembakau akan diambil beberapa langkah.
“Yang pertama, Pemerintah Memberikan informasi tentang iklim Yang Sangat Diperlukan Oleh Petani Dalam Penanaman Tembakau. Yang kedua, Pemerintah menyediakan benih unggul Meningkatkan Kualitas Produksi Tembakau” Jelasnya.
Selanjutnya menurut dr
Faida, Untuk mengatasi kesenjangan. Pemerintah memberikan informasi tentang
volume pembelian dari exportir yang selama ini menjadi informasi yang sangat
tertutup bagi petani tembakau dan yang terakhir Pemerintah mengoptimalkan peran
komisi urusan tembakau jember (KUTJ) dan mengoptimalkan perannya sebagai mitra
pemerintah dalam melaksanakan program program diatas.
Sementara menurut wakil
paslon 2, Kyai Mukiet: bahwa masalah tembakau ini menyangkut hajat hidup orang
banyak. Tembakau memang menjadi icon Jember. Sebagaimana tadi yang sudah
disampaikan tetapi pada sisi yang lain saya pikir bahwa bukan hanya pada tahun
ini para petani tembakau itu selalu terperosok, selalu dirugikan, selalu sulit
didalam memasarkan produknya. Oleh karena itu apabila persoalan itu adalah
persoalan iklim, saya pikir itu adalah persoalan yang berkaitan dengan alam. jelasnya
Tetapi apabila persoalan
itu berkaitan dengan tata niaga maka ini adalah persoalan yang harus kita
lakukan perlu mencari suatu solusi yang harus kita lakukan dengan cara
menyeluruh. Dalam hal ini mungkin yang bisa kita lakukan adalah Bagaimana
Meningkatkan pengetahuan para petani tentang tembakau itu sendiri. mengenalkan
bibit yang baik , bagaimana petani mengetahui iklim yang akan terjadi.
“Bagaimana Petani Harus tahu
seberapa banyak jumlah tembakau yang dibutuhkan oleh pabrikan atau perusahaan
rokok. Dengan Demikian Maka Para Petani Akan dengan Sendirinya bisa membuat
sebuah terobosan strategi. Petani akan tahu kapan akan harus menanam dan kapan
tidak menanam. seberapa banyak mereka harus menanam dan seberapa sedikit mereka
harus menanam”. tambahnya
Akses informasi yang semacam ini yang selama ini tidak dimiliki oleh para petani. “Padahal seperti kita tahu perusahaan perusahaan rokok yang besar besar, lihat saja iklannya di televisi bisa menunjukkan betapa kayanya mereka. Pada satu sisi para petani tembakau yang sangat terpuruk itu adalah merupakan persoalan lain. Dan ini adalah persoalan kita semua”. Pungkasnya.
Diluar dua isu seksi yang
dibahas dalam debat Publik Cabup dan Cawabup putaran kedua tersebut juga
dibahas Persoalan Kesenjangan pendidikan, pelayanan Administrasi dan birokrasi
yang bersih, serta perbaikan sarana dan prasarana wilayah maritim.
Persoalan kesenjangan pendidikan
Paslon Sugiarto–Dwi
Koryanto menekankan pada perbaikan sarana, prasarana pendidikan dan pemerataan kualitas
guru. “Kita harus fokus kepada produk dalam dunia pendidikan dan juga
kompetensi, agar mendapatkan kualitas pendidikan yang merata dari desa hingga
kota,” kata Sugiarto.
Sedangkan menurut Paslon
Faida – Abdul Muqit Arief, pendidikan akan diperuntukkan untuk semua kalangan.
“Bukan hanya untuk orang kota tetapi untuk desa. Bukan hanya untuk kaya tetapi
juga miskin. Kita akan pastikan pendidikan gratis hingga bangku SMA,” jawab
Faida.
Pelayan administrasi dan Birokrasi yang bersih
Menurut mantan Sekretaris
Kabupaten (Sekkab) Jember, pihaknya telah membuat terobosan sistem administrasi
pemerintahan.“Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, kami harus
meningkatkan SDM dan menunjuk orang yang berkompeten di bidangnya. Nantinya
kita akan bangun pelayanan satu atap,” ujar Sugiarto.
Sedangkan Faida berjanji
akan merubah sistem birokrasi berdasarkan kinerja. Dia juga berjanji jika
kegiatan rekrutmen dan mutasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) akan dilakukan secara
transparan. “Kami akan melakukan reformasi birokrasi yang tidak korup.
Mensejahterakan PNS dan Honorer. Niatan kita sebagai pemimpin Jember harus
tulus untuk pengabdian kepada masyarakat,” ujarnya.
Perbaikan sarana dan prasarana wilayah maritim
Kedua paslon memiliki
solusi yang berbeda. “Nelayan perlu rumpon untuk memudahkan nelayan mencari
ikan. Sementara ini TPI di Puger tidak bisa berjalan dengan baik dan tidak
menguntungkan nelayan. Kita perlu pendirian TPI yang lebih baik dan kita perlu
bantu nelayan dengan mesin tempel,” kata Sugiarto.
Sedangkan Faida menilai
potensi kemaritiman masih belum tergali optimal. Untuk itu perlu ada
pengembangan studi kemaritiman di setiap wilayah pesisir di Kabupaten Jember,
meningkatkan kesehjahteraan masyarakat pesisir dan peningkatan wisata maritim. (tim)