
Sunatan masal yang digelar
Selasa (22/12) ini difasilitasi Kantor Kementrian Departemen Agama (Kemendepag) Jember dalam rangka
memperingati Hari Amal Bhakti ke 70 dengan peserta 308 anak. Tampak ekspresi
peserta khitan, takut, sedih hingga senang.
Sunat atau khitan
atau sirkumsisi (dalam bahasa Inggris:
circumcision) merupakan tindakan memotong atau menghilangkan sebagian
atau seluruh kulit penutup depan dari penis. Tujuan utama
syariah khitan untuk menghindari adanya najis pada anggota badan saat shalat.
Menurut beberapa ulama, tidak sah shalat seseorang apabila ada
najis yang melekat pada badannya. Dengan khitan, maka najis kencing yang
melihat disekitar kulfa (kulub) akan jauh lebih mudah dihilangkan bersamaan
dengan saat seseorang membasuh kemaluannya setelah buang air kecil.
Kepala Kemendepag Jember Drs.
H. Rosyadi BR, M.Pd I mohon restu agar acara ini tahun depan bisa terselenggara
lagi. ”Alhamdulillah acara khitanan kali ini pesertanya cukup spektakuler yaitu
sekitar 308 peserta , ini jauh lebih banyak dari kegiatan awal yang hanya 50
anak saja”. Katanya saat memberikan sambutan
Menurut Rosyadi sebenarnya
pada tahun ini ia menargetkan 200 peserta “diluar dugaan ternyata jumlah peserta
khitan kali ini lebih dari tigaratusan dan mudah-mudahan tahun depan pesertanya
bisa lebih banyak lagi dan usianya dibawah 5 tahun kebawah,” katanya.
Kegiatan khitan massal ini
rutin terselenggarakan 1 tahun sekali, dalam rangka memperingati Hari Amal
Bhakti Kementrian Agama yang ke 70. Rosadi berjanji Jika tahun depan pesertanya
bertambah, akan dilaksanakan ditempat lain yang lebih luas dan nyaman.
Erwin Sulthoni selaku Ketua
Panitia penyelenggara menyampaikan, Kementrian
Agama mempunyai Hari Amal Bhakti dan melalui acara khitan massal ini pihaknya
berharap agar kegiatan Amal Bhakti atau Bakti Sosial bisa bermanfaat bagi
masyarakat dengan lingkup yang lebih luas.
Jika tahun kemarin
pihaknya hanya mengadakan bakti sosial dengan menyantuni anak yatim, dan membagikan sembako ke
masyarakat sekitar Kantor Kemendepag Jember serta acara khitanan yang
lingkupnya sempit. Khitanan massal tahun ini adalah yang ke lima kalinya di
selenggarakan Kemenag Jember, “ ucapnya.
Menurut Erwin, biaya
kegiatan ini murni infak shodaqoh dari karyawan. Ia bersyukur akhirnya acara
khitanan massal yang menurunkan kurang lebih 32 tenaga medis dari RS DKT, Yonif
515, dan Yonif 509 yang dipimpin KH Abdul Yusuf Abdurrahman, tim dari RS Rampal
Malang bisa berjalan dengan baik dan lancar.
Peserta khitanan ini diikuti
mulai dari anak TK hingga SD, yang berumur 1 - 14 tahun. Baksos ini bisa
bermanfaat, terutama bagi keluarga miskin. “Alhamdulillah, animo karyawan
Kemendepag Jember mendukung sehingga acara khitanan massal tahunan ini bisa terlaksana
dan jumlahnyapun terus bertambah,” imbuhnya.
Sementara itu orang tua
peserta khitan Farida (45 tahun) warga Desa Wuluhan Kecamatan Wuluhan merasa senang
dengan adanya khitanan massal yang diselenggarakan Kemendepag Jember, sebab selain
biayanya gratis, para peserta disuguhi hiburan dan uang transport.
Ia juga berharap agar
acara khitan massal ini bisa terselenggara lagi tahun depan dengan tempat yang
lebih luas, lebih nyaman, ujar perempuan yang mengkhitankan putranya berkat
informasi dari KH Abdul Yusuf yang tak lain kenalannya.
Hal senada juga
disampaikan oleh Makruf (35 tahun) warga Dusun Lengkong Barat Desa Mrawan
Kecamatan Mayang dan Kamil (42) warga Desa jenggawah Kecamatan Jenggawah yang
mengkhitankan putranya, mereka merasa puas dan senang dengan adanya khitanan massal
ini. (midd)