
Para pemuka agama itu
menilai, momentum Pilkada seharusnya menjadi ajang untuk memperoleh manfaat yang
sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat, bukan malah memecah belah
rakyat, hanya karena kepentingan sesaat.
Ketua PCNU Jember, KH Abdullah
Syamsul Arifin mengatakan, Pilkada hanya meruapakan sarana atau alat, bukan tujuan
akhir. Sehingga, momentum Pilkada harus tetap dijadikan sebagai upaya dalam menebar
sebanyak mungkin manfaat dan maslahat bagi warga, maupun kepentingan seluruh
umat.
"Segala perbedaan
pandangan dalam pelaksanaan Pilkada tidak harus memecah belah kepentingan
bersama. Saat ini sudah saatnya kita semua kembali untuk bersatu dan berikhtiar
membangun Kabupaten Jember lebih baik kedepannya," ujar Gus Aab, sapaan
akrabnya.
Menurut Gus Aab, kedewasaan
berpolitik dan sikap legowo dari pihak-pihak yang turut menjadi bagian dalam
Pelaksanaan Pilkada, dapat menjadi barometer penting yang diharapkan mampu
membawa sebuah perubahaan mendasar di Jember.
"Kami juga menyerukan
kepada semua pihak, untuk tidak memperpanjang dan mempertajam perbedaan
pandangan dan pilihan politik. Melainkan, kembali menyatukan diri dalam satu
barisan. Mari secara bersama-sama, mendahulukan kemaslahataan, di atas
kepentingan sempit pribadi, kelompok dan organisasi," kata dia.
Dengan penandatangan
Petisi para Kyai dan Pengasuh Pondok pesantren tersebut,diharapkan mampu
memberikan wawasan bagi seluruh pihak untuk menunjukan kesewasaan berpolitik
sehingga pelaksanaan pilkada Jember dapat tetap berjalan damai dan aman. (ruz)