Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Produksi sampah di kabupaten Jember Jawa Timur sudah masuk pada tarap yang memprihatinkan,
bahkan sudah bisa dikatakan sebagai daerah darurat sampah. Pasalnya setiap tahunnya
terus mengalami peningkatan.
Tidak hanya itu, lanjut
dia, upaya agar lingkungan bersih dan sehat pengelolaan limbah sampah TPA Pakusari
seyokyanya menggunakan sistem Controlled Land Fill yaitu gunungan sampah yang
mencapai 1 meter diberi tanah urog sehingga kemudian bisa menjadi pupuk
organik. Pungkasnya. (edw)
Dengan volume
sampah yang sudah mencapai 600 meter kubik per harinya, daya tampung sampah terus menyempit. Jika dibiarkan dalam lima
tahun mendatang diperkirakan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) kecamatan Pakusari
sudah tidak akan mampu lagi menampung.
Sampah ini terbagi
dari organik; 81,90 %, non organik, 13,6
%, dan beracun B3 4,5 %,. “Organik terdiri dari tanah, pasir, sisa daun, dan
kayu, non organik; plastik, karet, besi, kaca dan beracun B3 batrai, sampah medis, dan sisa kemasan
pestisida”. Kata Staf Administrasi TPA
Pakusari Totok M Soleh, Jumat (12/8)
Untuk
menyelesaikan problim sampah ini, Dinas PU Cipta Karya Pemkab Jember, perlu
mengupayakan perluasan atau membangun TPA baru “Ada beberapa solosi semenysts yang
bisa dilakukan diantaranya pengelolaan sampah disumbernya seperti skala rumah
tangga, kawasan RT/RW dan perkotaan ”. Jelasnya.
Tugas ini
memang jadi tanggungjawab pemerintah, dari pengumpulan, hingga pemprosesan
akhir. “kami sudah mensosialisasikan pada masyarakat, agar memilah sampah residu
dan an organik, lalu dikumpulkan di Bank Sampah, kemudian didaur ulang, namun himbauan
itu belum berjalan optimal. ,” ungkapnya.