
Pasalnya
Situbondo mengklaim bahwa wilayah Puncak Gunung Rengganis, di Timur Pulau Jawa tepatnya
di desa Baderan, Kecaamatan Sumber Malang, tersebut adalah miliknya. Kabar
dibukanya akses jalan tersebut, membuat membuat Wakil Bupati Situbondo, berang.
Dibukanya
akses itu, menurutnya sinyal bahwa Probolingo ingin memiliki “Melamar” situs dewi rengganis, Padahal, sejak tahun 2014, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, sudah berusaha mempertemukan sejumlah kelapada derah di Jawa
Timur, termasuk Kepala Daerah Probolinggo, namun tidak pernah hadir.
“Kenapa dalam pertemuan yang difasilitasi Pemprov
Jatim beberapa tahun lalu, Kepala
daerah Probolinggo tak pernah hadir, jika sengketa ini masih terjadi, Pemkab Situbondo tidak akan melakukan pembangunan akses
jalan menuju wilayah tersebut”. Kata Yoyok bernada kesal, Kamis, ( 4/5) ,
Menurut Yoyok, pengembangan wisata yang ada di kabupaten Situbondo, termasuk
wisata Puncak Dewi Rengganis ini, jauh sebelumnya sudah dilakukan oleh Pemkab Situbondo, bahkan sudah
memiliki MoU dengan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup.
Pasalnya puncak rengganis belakagan ini tidak hanya terkenal kindahanya namun dikabarkan menggeluarkan semburan gas
aktif. Potensi gas inilah yang diduga menjadi pemicu perebutan kawasan Puncak
Rengganis oleh Kabupaten Probolinggo
yang ingin menguasai situs Dewi Rengganis ini.
Bahkan, dari desa Bremi , Kecamatan Tiris, Pemkab Probolinggo
membuka akses pendakian menunju puncak gunung argopuro tersebut. Padahal sejauh
ini, para pendaki lebih banyak melewati Desa Baderan, Kecamatan Sumbermalang.
Menurut
Syohadi, dalam kajian historis, bahwa Lereng dan Puncak Gunung Argopuro ini, berada pada titik pertemuan
empat kabupaten, “Saat ini adalah Kabupaten Situondo, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten
Jember dan Kabupaten Probolinggo” Kata Pengelola Rumah Sejarah
Menurutnya pada
masa kolonial para peneliti Airkeologi dan para Naturalis telah
mengidentifikasi keberadaan situs bersejarah di lereng dan puncak Gunung
Argopuro, mereka antara lain adalah Knebel, J. Hageman serta Wiliam franz
Junghuhn.