
Konsep
membaca Alquran dengan cara menulis, sesuai yang disampaikan gus Seif, bahwa
membaca Alquran dengan menlis dari tangan itu tidak hanya ingat yang ditulis di
lembarannya saja, tetapi akan sampai di hati, karena ada rasa disetiap sentuan
tangannya.
Untuk
sementara dari 603 lembar yang ada, yang diikutkan 300 warga binaan, karena dua
etape, untuk sisanya 303 akan kita ljadwalkan jadwalkan kembali, dengan tim
yang sama dengan mengundang bapak Kapolres Jember atau stake holder yang lan.
Bersama
Persada Agung dan Polres Jember, Lapas ingin merubah karakter warga binaan, “Penjahat
ketika masuk disini akan kita gembleng, merobah hatinya baik melalui agama juga
wawasan kebangsaan. Ungkap Kasi Bimbingan dan Pendidikan (Binadik) Lembaga
Pemasyarakatan, Dadang Firmansya Rabo, (30/8).
Kesinergian
ini kita berharap tidak hanya akan merubah dalam diri sendiri, dan dalam kehidupan
sosial tetapi juga bener-bener merubah antipati kepada Indonesia, secara hati
nurani meningkatkan rasa kecintaannya kepada negara Indonesia, seperti yang
disampaikan oleh Bapak Kapolres Kusworo Wibowo.
Hal
senada disampaikan Ketua Yayasan Persada Agung KH Syiful Rizal, menurut
Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Assidiqi Putri (Al Asri ) Talangsari Jember,
yang sering disapa Gus Seif ini bahwa dengan membaca sekaligus menulis alquran
melalui tangan secara kontinuitas dapat menghubungkan dengan darah dan otak,
Metode
Iqro Bil qolam ini akan memunculkan kepatuhan, karena dilatih mengikuti garis, “Tingkat
tertinggi dari ketakqwaan adalah patuh, metode ini mampu memmpengaruhi
peredaran darah, bersemayamnya dosa. Kalau diperangi dengan dara sendri,
insya-Allah keburukan akan lenyap”. Pungkasnya.
Kapolres
Jember, AKBP Kusworo menyambut baik,
kegiatan ini sangat baik dalam rangka untuk membangun karakter positif warga binan di lapas kelas 2 A jember. “Jalan mereka masih
panjang dan apabila sudah keluar dari lapas ini bisa menjadi orang yang lebih
bermanfaat buat orang lain”, Katanya.