
Yunus juga menuding
suntikan dana tersebut telah terjadi sejak tambang dikelola PT Indo Multi Niaga
(PT IMN). Selain itu, Yunus juga mengatakan bahwa di Banyuwangi, ada istilah
‘Kiai Perampok. Sontak saja pernyataan membuat Gerakan Pemuda (GP) Ansor geram.
Pasalnya pernyataan itu dinilai
telah mencoreng nama baik Nahdlatul Ulama (NU) dan para Kiai. Untuk
itu Mereka mendesak ketua Forum Solidaritas Banyuwangi
(FSB) asal Dusun Kaliboyo, Desa Kradenan, Kecamatan Purwoharjo, segera meminta
maaf, baik secara lisan maupun melalui media 2 X 24 jam.
“Jika tidak dilakukan,
artinya Yunus memang tidak ada iktikad baik, kita tidak akan segan mengerahkan
pasukan, Menghina NU, ulama dan Kiai, berarti menghina Banser,” tegas Kepala
Satuan Koordinator Cabang (Satkorcab) Banser GP Ansor Banyuwangi, Mashud, dalam
rilis diaula PCNU, Kamis (14/97).
Steatmen Yunus dinilai ujaran
kebencian dan bentuk adu domba, memecah belah Kiai dilingkungan NU, karena tanpa
dasar, hanya akan memunculkan fitnah. “Untuk itu Banser mengecam keras
perbuatan Yunus tersebut, dan meminta Kapolres Banyuwangi, segera menindak
lanjuti laporan PCNU,” ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah,
Yunus mengaku tidak akan meminta maaf, pasalnya
dia tidak pernah merasa telah menghina NU. Bahkan Yunus dengan tegas
menyebut bahwa dirinya adalah warga NU yang juga pengurus Pagar Nusa NU Banyuwangi.
Jadi tidak mungkin jika dirinya menghina NU.