Situbondo, MAJALAH-GEMPUR.Com. Sejumlah Petani Tebu Situbondo, Jawa Timur mengeluhkan
tersendatnya pembayaran DO dari Pabrik Gula (PG), yang hingga beberapa bulan belum
terealisasi.
Lebih
jauh Barnas menjelaskan, bahwa tersendatnya pembayaran "DO" milik petani tebu juga dikarenakan,
yang sebelumnya Bulog berencana akan membeli gula milik petani, namun hingga
saat ini ternyata masih juga belum ada kejelasan. (edo)
Menurut Petani Tebu bahwa hal ini terjadi sudah tiga bulan terakhir yaitu
semenjak terlambat sejak periode 10, 11 dan 12. Padahjal mereka membutuhkan uang modal untuk menggarap
atau menanam kembali tanaman tebu yang sudah di panen tahun ini.
"Tersendatnya
pembayaran DO sering, Ini berakibat pada proses biaya garap tebu juga terhambat
, sehingga biaya muat tebu tidak terbayarkan petani terpaksa menjul ternak sampai
menggadaikan perhiasan, sertifikat
maupun BPKB mobil dan sepeda motornya” ungkap petani Tebu Dayat, Selasa
(17/10).
Biasanya setelah seminggu
tebu petani digiling di pabrik gula sudah menerima pembayaran DO (delivery
order), periode berikutnya 13, sampai 17 juga belum juga terbayar. Para petani tebu meminta pemerintah
mencari solusi terbaik agar petani segera mendapatkan uang hasil panen tebunya.
Sementara itu, melalalui
Via celulernya kepada petani, anggota DPR- RI
Ir M Nasim Khan, mengatakan,
berdasarkan dari laporan keluhan dari petani Situbondo, pada tanggal 18 oktober besok, komisi IV DPR – RI
akan memanggil Bulog dan PTPN XI untuk membahas DO.
“ Selama ini saya banyak
menerima laporan dari petani Situbondo yang mengeluhkan tentang masalah DO
belum terbayar, termasuk semua usulan saya beberapa waktu lalu sudah koordinasi
dengan pihak PTPN XI tentang DO petani yang belum keluar” jelasnya,
General Manajer PG
Asembagus, Achmad Barnas menjelaskan, belum bisa membayar, di sebabkan gula
masih belum terjual. “Pembayaran hasil panen tebu dibayarkan satu
periode, namun sampai saat ini sudah
lima hampir enam periode belum terbayar, dan dana talangan PG sudah
habis" ujarnya.