Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Menandai
akhir masa tanam padi atau tutup tandur, para petani di Desa Wonosari,
Kecamatan Puger, Kabupaten Jember Jawa Timur Rabu (17/1/2019) menggelar
ritual Bari'an.
Tradisi ini merupakan
bentuk syukur kepada Tuhan sekaligus sebagai do'a agar tanaman padi petani
melimpah dan terbebas dari serangan hama penyakit. ," kata Ketua Gabungan
Kelompok Tani Bumi Putera Desa Wonosari, Abdul Waris, usai prosesi ritual
barik'an di lapangan desa setempat.
"Kegiatan ini merupakan
tradisi yang sudah dilakukan sejak para leluhur di desa kami, selain untuk merawat
tradisi Mbah Buyut, acara tasyakuran ini juga sebagai sarana pemersatu para petani
dan berharap agar hasil panen padi nanti melimpah”, jelasnya.
Menurut Waris, ritual kali
ini berbeda dengan sebelumnya, jika sebelumnya dilakukan terpisah sesuai dengan
area tanam petani, saat ini dilaksanakan bersama-sama. Sehingga, acara yang
diwarnai dengan sarapan bersama atau kembul ini berlangsung meriah.
"Sebelumnya, tradisi
ini digelar di masing-masing blok tiap dusun. Jumlahnya ada empat blok. Namun
tahun ini kami gelar bersama agar petani lebih kompak," ujarnya.
Acara diawali petuah dari
sesepuh desa dan pembacakan do'a di tengah-tengah beragam sajian makanan dan
tumpeng. Sejenak, suasana hening dan khidmat. Usai itu, para petani yang duduk
melingkar ini mengambil tumpeng-tumpeng itu untuk disantap bersama, sebagian,
ada yang mereka bawa pulang.
Menurut Edi Antoro, salah
seorang petani lain, melalui tradisi ini petani percaya bahwa do'anya didengar
dan dikabulkan oleh Allah SWT. Selain itu, acara yang juga dihadiri oleh
pemerintah desa dan perwakilan Dinas Pertanian ini menjadi ajang penyampaian
aspirasi ke pemerintah, akan ketersediaan pupuk.
"Kami juga berharap
kepada pemerintah supaya tidak mengimpor beras dari luar negeri. Karena
biasanya saat masa panen raya tiba, harga gabah bisa turun. Jika sampai impor,
kami khawatir harganya anjlok dan merugikan petani," harapnya.
Kepala UPT Dinas Pertanian
Jember di Balung, Agus Murdiyono menyatakan, tradisi ini sebagai sarana edukasi
dan pembinaan petani. Sebab, di sela-sela acara, pihaknya menyampaikan
sosialisasi tentang penanggulangan hama penyakit serta target produksi gabah
yang telah ditetapkan pemerintah.
Menurutnya, pemerintah tahun
ini, menargetkan produksi padi 12 ton per ha gabah kering sawah (GKS). Untuk
itu, pihaknya terus berupaya mendorong petani agar meningkatkan kualitas tanam,
mulai pemilihan benih, pengolahan tanah dan ketersediaan pupuk, terutama
menggunakan pupuk berimbang serta organik.
"Selain itu, yang tak
kalah penting adalah teknik menanam padi yang menggunakan sistem jajar legowo.
Kemudian selama pertumbuhan, perawatan tanaman juga harus diperhatikan,
terutama mengantisipasi serangan hama penyakit. Ini yang kita tekankan kepada
petani agar selalu waspada," terangnya.
Kewasdaan serangan hama itu
harus diterapkan, untuk itu pihaknya tak bosan-bosan mengingatkan petani dan
kelompok tani segera melaporkan ke Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Dinas
Pertanian setempat. Tujuannya, agar serangan itu bisa segera ditanggulangi
dengan upaya pengendalian massal menggunakan pestisida.