
Jalur di Desa Kertosari
Pakusari di pilih karena angka kecelakaan paling tinggi dibanding 6 daerah
rawan laka (blackspot) di Jember. Demikian disampaikan tim penilai jatim 5 yang
diketuai Kasat PJR, Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jatim AKBP. Aris Yudha Legawa SIK, Selasa (24/4/2018).
“Kami memilih jalur sepanjang
500 meter ke timur dan 500 meter ke barat dari titik blackspot karena daerah
ini paling rawan kecelakaan dan
mengakibatkan korban meninggal dunia, tahun 2017 saja dari 10 kejadian 6
meninggal dunia,” Jelasnya.
Legawa menambahkan bahwa
penilaian terhadap program OK BOS ini merupakan program Dirlantas Polda Jatim
dalam penanganan korban kecelakaan lalu lintas, dimana penilaian melibatkan
semua stakeholder seperti Dinas Perhubungan, Jasa Raharja maupun kepala desa di
tiap-tiap titik black spot.
“Penilaian pada program OK
BOS ini lebih ditekankan pada bagaiamana penanganan saat fase-fase laka lantas
yang meliputi Pra laka lantas, saat laka lantas maupun pasca laka lantas,
bagaimana penanganannya, makanya semua kita libatkan termasuk kepala desa di
tiap-tiap polres,” ujar Legawa.
Hal senada dibenarkan Kasatlantas
Polres Jember AKP Prianggo Malau Parlindungan, menurutnya desa Pakusari dipilih karena angka
kecelakaanya tertinggi mengakibatkan korban meninggal dunia dibanding 7 daerah lain, sehingga Jember ditetapkan sebagai
kota dengan tingkat kecelakaan tertinggi di Jatim.