
Meski
berkali-kali apararat menangkap para pelaku penambang liar dan menutup lobang,
ternyata masih saja ada yang berani beroperasi. Pasalnya masih saja ditemukan
lobang baru, bahkan dari tahun ketahun para pelaku penambang emas liar ini masih
beroperasi, diperkirakan mencapai 400 orang.
Hal
itu diketahui saat tim gabungan dari jajaran Polres Jember bersama Perhutani
KPH dan TNI, saat mendatangi lokasi dan kembali ditemukan 10 lobang diduga bekas tempat penambangan emas liar yang
masih aktif , sementara para penambang dimungkinkan kabur sebelum petugas
datang ke lokasi.
“Operasi
ini untuk melakukan penertiban, ada dua tindakan untuk menekan kegiatan pentambang
emas liar ini, pertaman langkah preventif, pencegahan dengan dilakukan Razia, sebulan
sekali. Demikian kata Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo, SH, SIK, MH, usai
melakukan razia Kamis (20/9) siang.
Langkah
ini menurutnya untuk menimbulkan efek keengganan masyarakat, untuk melakukan
penambangan, selain itu dengan cara refresif dengan penegakan hukum.
Sementara
menurut Administratur KPH perhutani Jember Basuki, bahwa hasil evaluasi menurutnya
sudah ada penurunan jumlah penambang, bahkan luasan areal penambangan semakin
menyempit. Ditemukan sekitar 100
lubang, hanya 10 lubang yang masih
aktif.
“Kalau
diasumsikan per lubang 4 orang pekerja, maka ada sekitar 400 orang, yang masih
melakukan kegiatan tambang ilegal. "Jumlah tersebut, sudah turun
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang jumlahnya mencapai 800 hingga
900 orang." Jelasnya.
Sebelumnya
Polres dan Polsek Wuluhan sudah berkali kali melakukan penutupan lokasi tambang
gunung Manggar, Namun pelaku kembali lagi, melakukan kegiatan penambangan
ilegal, saat mengetahui polisi dan perhutani sudah tidak melakukan Razia. (edw).