
Identitas pelaku adalah warga
kabupaten Banyuwangi masing-masing adalah
M. Kholik, (43), warga Dusun Karangsari, Desa Kedaleman, Kecamatan Rogojampi dan Qoribul
Mujib, (38), warga Dusun Kebalen Kidul, Desa Lemahbang Dewo, Kecamatan
Rogojampi.
Kasus ini atas laporan
Irham Fauzi, (52), warga Dusun Kertosono, Desa Parijatah Kulon, Srono. Awalnya
Fauzi membeli motor milik Holisah, (43), warga Dusun Tamanrejo, warga Dusun
Tamansari, Wuluhan, Jember. "Jual beli motor ini melalui perantara
tersangka Kholik," kata Kapolsek Srono AKP Mulyono, Rabu (17/10/18).
Motor Supra X 125 milik
Holisah sepakat dibeli Rp 6,4 juta. Fauzi kemudian membayar motor tersebut
secara tunai melalui Kholik. Belakangan diketahui dari Rp 6,4 juta itu terdapat
uang palsu senilai Rp 1,8 juta. Ini diketahui Holisah saat membeli perhiasan
emas di Toko Emas Joyo, Rogojampi. Pihak toko emas mengembalikan uang Holisah
karena diduga palsu.
Tentu saja Holisah tidak
terima. Dia pun meminta pertanggungjawaban Kholik. Kholik awalnya berkelit dan
menuduh uang palsu itu berasal dari Fauzi. Keduanya kemudian mendatangi Fauzi
untuk menyampaikan adanya uang palsu tersebut. Fauzi pun membantah menggunakan
uang palsu untuk membayar motor tersebut. Sebab, uang yang digunakan membayar
motor itu baru saja diambil dari bank.
Atas dasar keyakinan
itulah, Fauzi melaporkan hal itu kepada polisi. Kemudian petugas Polsek Srono
melakukan penyelidikan. Ketiga orang ini dimintai keterangan seputar kejadian
itu. Saat dilakukan pemeriksaan inilah, akhirnya Kholik mengakui telah menukar
uang pembayaran motor dari Fauzi dengan uang palsu sebanyak Rp 1,8 juta. Uang
tersebut sudah dipersiapkan Kholik sebelum transaksi dilakukan.
Hasil interogasi yang
dilakukan kepada Kholik, uang palsu itu didapatkan dari Qoribul Mujib. Tak mau
menunda waktu Polisi langsung membekuk pria ini di rumahnya. Rumah Qoribul
Mujib juga digeledah. Hasilnya ditemukan bukti tambahan berupa uang yang diduga
kuat palsu. Lembaran uang palsu itu ditemukan di bawah kasur. "Kami
temukan 4 lembar uang pecahan Rp 100.000., yang diduga palsu," ungkap
Mulyono.