Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Bupati sesalkan langkah PT KAI DAOP IX yang tidak
melibatkan Pemkab Jember dalam perencanaan master plan akses jalan dalam
berinovasi mengembangkan stasiun.
Namun rencana untuk memperluas kawasan stasiun dengan cara menutup akses jalan itu nampaknya tidak berjalan mulus. Bupati Jember menegaskan, saat ini bukan waktu yang tepat membahas topik tersebut. Sebab, semuanya sudah berjalan lama. Sehingga, tidak ada lagi alasan karena sudah terlambat.
Sementara untuk usulan inovasi bidang kereta api Bupati Jember sejajar dengan keinginannya. “Mengembangkan stasiun Jember merupakan tugas kami, Nanti di stasiun akan kita buat ruang komersial, pengembangan kesenian Jember, pendidikan dan desain tersebut sudah kita buat,” jelasnya.
Bahkan,
untuk pengembangan lahan parker, akhir Desember tahun 2014 silam, PT KAI Jember
juga pernah membongkar puluhan rumah dari lahan KAI yang digunakan
berpuluh-puluh tahun sebagai aktivitas jual beli warga (Pasar Contong; red)
yang terletak di Kelurahan Jember lor Kecamatan Patrang ini. (Edw).
"Dulu waktu masih
perencanaan nutup jalan utama tidak minta persetujuan, jadi kita sudah nggak
bisa bahas lagi karena itu sudah berjalan”, ungkap Bupati, dr Faida, MMR saat menemui
jajaran PT Kereta Api Indonesia (KAI) DAOP IX Jember yang berkunjung di Pendopo
Wahyagraha, Rabu (02/01/2019).
Pemkab Jember, inginya
nambah jalan, bukan ngurangi. Karena jalan itu sudah jadi akses masyarakat. Andaikan
dulu ada pembicaraan, akan berbeda, mungkin bisa komunikasi. kalau sekarang, tidak
ada sosialisasi dan belum ada di master planya di Pemkab maka barang tentu
tidak bisa untuk dilakukan.
Pasalnya semua ada
prosedurnya dan harus dilalui. Mulai penyusunan master plan sampai sosialisasi.
"Andai dulu ada pembicaraan, kita bisa kondisikan di awal. Jadi, kalau
sekarang mau nutup-nutup jalan tanpa ada sosialisasi dan belum ada di master
plan pemerintah, itu tidak bisa kita lakukan," tandasnya.
Daripada bicara soal
itu, lebih baik membicarakan soal lain, yaitu mengajak PT KAI melakukan inovasi
kereta restorasi dengan memaksimalkan potensi yang ada. “Ada sepuluh usulan
yang ingin saya sampaikan pada hari ini, tujuannya agar kedepan pemanfaatan
potensi stasiun Jember lebih maksimal,” ungkapnya.
Faida juga meminta PT
KAI DAOP IX Jember berkolaborasi menciptakan angkutan massal yang bisa
memancing minat wisatawan agar ke Jember. “Kita juga meminta PT KAI DAOP IX
mengakomodir rombongan wisatawan religi yang akan ke Jember, seperti saat akan
mengikuti manakib di Ponpes Al Qodiri,” tuturnya.
“Saya juga mengusulkan
agar di stasiun Jember nantinya ada peta atau informasi tentang area wisata
atau tempat penting di Jember. Di stasiun Jember kedepannya juga ada outlet
produk lokal Jember, pertunjukan musik tradisional, musik anak jalanan atau
tampilan lain yang mengeksplorasi tentang Jember,” ucapnya.
“Saat penyaluran CSR diharapkan
PT KAI DAOP IX Jember bisa bersinergi dengan Pemkab Jember. Kita ingin nanti
ada sinergi program dengan PT KAI seperti acara khitan massal atau program
kesehatan gratis dan program lainnya,” pungkasnya.
Vice
President PT KAI DAOP IX Jember, Joko Widagdo menyampaikan bahwa sebenarnya
kedatangannya menemui bupati untuk menyampaikan keinginannya dalam
mengembangkan area perparkiran di depan stasiun mengingat setiap tahunnya
penumpang hingga saat ini mencapai 3000 penumpang.
"Kedatangan kami beserta
rombongan menemui Bupati Jember untuk membicarakan perihal penataan kawasan
stasiun Jember, Kami menginginkan Pemkab Jember merestui pemindahan arus jalan
Jalan Wijaya Kusuma yang baru, sebelah timur, sebenarnya bukan menutup jalan
tetapi dialihkan" katanya.
Pasalnya pengembangan
kawasan stasiun di Jalan Wijaya Kusuma, diperlukan sinergitas. "Jalan
Wijaya Kusuma lama yang memisahkan areal parkiran dengan stasiun, itu
rencananya dipindahkan ke Jalan Wijaya Kusuma yang baru, sebelahnya parkiran.
Sehingga, ruang stasiun dan parkiran menjadi ruang tertutup," jelasnya.
Menyatukan ruang
stasiun dengan tempat parkir dalam satu ruang yang tertutup akan menguntungkan
penumpang. Karena saat akan menyebrang jalan, mereka tidak akan terhambat lalulintas
kendaraan. "Secara umum, ini adalah tugas kami, untuk itu perlu ditata,
bersinergi dengan pemerintah setempat," imbuhnya.
Namun rencana untuk memperluas kawasan stasiun dengan cara menutup akses jalan itu nampaknya tidak berjalan mulus. Bupati Jember menegaskan, saat ini bukan waktu yang tepat membahas topik tersebut. Sebab, semuanya sudah berjalan lama. Sehingga, tidak ada lagi alasan karena sudah terlambat.
Sementara untuk usulan inovasi bidang kereta api Bupati Jember sejajar dengan keinginannya. “Mengembangkan stasiun Jember merupakan tugas kami, Nanti di stasiun akan kita buat ruang komersial, pengembangan kesenian Jember, pendidikan dan desain tersebut sudah kita buat,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, PT KAI Daop Kamis (6/12/2018) membongkar 11 bangunan rumah di Lahan Kereta Api. Pembongkaran sejumlah bangunan yang mayoritas di bagian belakang
rumah seperti dapur dan kamar mandi itu dimaksudkan guna untuk pengembangan
Stasiun kereta api.