Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Berbagai pihak terkait harus berperan menurunkan
angka kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir di Kabupaten Jember yang tergolong
masih tertinggi di Jawa Timur.
Pemerintah bersama stakeholder akan membangun gerakan
edukasi terpadu untuk persalinan aman dan bayi lahir sehat. “Bupati sudah
menyampaikan, harus ada kongres suami siaga. Karena kadang, ibu sudah diperiksa
dan sudah harus dirujuk ternyata suaminya menolak,” pungkasnya. (eros).
“Ini dalam rangka komitmen
bersama menurunkan angka kematian ibu dan anak,” kata Kepala Dinkes Jember dr
Siti Nurul Qomariyah, M. Kes, saat pertemuan yang dihadiri Pemerintah, swasta,
organisasi kemasyarakatan, serta media massa, diprakarsai Jalin USAID di Hotel Bintang Mulya, Selasa, (12/3/2019).
Angka kematian ibu pada
tahun 2017 sebanyak 49 ibu. Pada tahun 2018 menurun 20 persen menjadi 41 kasus
kematian ibu melahirkan. Jumlah ini tergolong tinggi di banding dengan kabupaten/kota
lainnya. Ini karena jumlah penduduk Kabupaten Jember yang cukup banyak, sekitar
2,6 juta.
Berbagai upaya telah
dilakukan pemerintah, diantaranya merehab Puskesmas, transportasi ambulans desa
gratis, jaminan pelayanan gratis. “Ibu bupati sudah menginstruksikan untuk
mendata ibu hamil agar dijadikan peserta JKN KIS,” terang Kepala Dinas
Kesehatan Pemkab Jember ini.
Dinkes Jember bekerjasama
dengan Jalin USAID telah melakukan pendalaman atas masalah yang muncul di kasus
kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir. Pendalaman itu menggunakan
wawancara mendalam. Hingga ditemukan lima masalah yang akan menjadi fokus guna
dicarikan solusinya.
Salah satunya tingkat
kepatuhan dari petugas untuk melakukan pelayanan kesehatan sesuai standard
operation procedur (SOP). “Bukan hanya di Puskesmas, ini terjadi di semua
fasilitas pelayanan kesehatan di, pemerintah maupun swasta, Mereka melakukan
semua (SOP) tapi belum optimal,” imbuhnya.
Hal lainnya yakni edukasi
kepada masyarakat yang belum optimal. Ini perlu peran serta media mengedukasi
masyarakat. Pemerintah sendiri telah melakulan pertemuan langsung dengan ribuan
takmir masjid dan ibu hamil guna mendapatkan informasi terkait kegawatdaruratan
dan kesehatan.